Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Liburan ke Bali, Hotel-hotel Tawarkan Promo dan Tarif Lebih Murah

Kompas.com - 07/03/2020, 15:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Wabah virus corona membuat pariwisata dunia lesu. Tak terkecuali Bali yang memiliki market 19 persen wisatan asal China. 

Sekretaris Jenderal Indonesia Hotel General Manager Association, Bustamar Koto, mengatakan okupansi hotel atau tingkat hunian kamar hotel di Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan.

“Bisa dikatakan penurunan lebih dari 30 persen," ujar Bustamar pada Kompas.com saat dihubungi Rabu (25/2/2020).

Ia menjelaskan tarif inap hotel sangat bergantung pada permintaan. Ketika permintaan turun, maka hotel akan menyesuaikan harga menjadi lebih murah.

Baca juga: Hotel-hotel di Bali Diskon Sampai 60 Persen di Online Travel Agent, Ada Apa?

"Apalagi Bali punya China market yang luar biasa ya, pasti terdampak besar,” jelas Bustamar. 

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani. Pada Kompas.com ia mengatakan bahwa hotel memiliki sistem dynamic pricing.

Artinya, ketika sedang ada penurunan okupansi seperti saat ini, otomatis harga yang mereka tawarkan pun akan turun.

Jumlah penurunan harga berbeda-beda setiap hotel.

Melalui penelurusan Kompas.com, tingkat okupansi hotel-hotel di Bali saat ini hanya mencapai sekitar 30-50 persen saja.

“Harapan kami cukup besar untuk pergerakan wisatawan nusantara karena adanya penurunan ini untuk menambal wisatawan mancanegara yang hilang,” jelas Haryadi.

Baca juga: Sabtu Rebahan di Bali, Staycation Tenang di 5 Vila Bambu

Devils Tear di Nusa lembongan, Klungkung, BaliShutterstock Devils Tear di Nusa lembongan, Klungkung, Bali

Kondisi industri hotel saat ini membuat jadi situasi yang ideal untuk berlibur.

Sepinya wisatawan disebutkan Bustamar, membuat pihak hotel memberikan perhatian yang lebih baik pada tamu.

Hal ini terkait fasilitas, pelayanan, promo paket spesial, atau diskon harga kamar. 

“Daerah wisata pasti tidak seramai biasanya ya. Apalagi daerah wisata untuk low spender dan pasar China di Bali, seperti Kuta itu penurunannya bisa lebih dari 30 persen,” tutur Bustamar.

“Daerah low spender jadi sepi. Umumnya mereka punya jumlah hotel yang banyak. Harganya pun akan jauh lebih rendah," lanjutnya. 

Baca juga: 6 Pasar Senggol di Bali, Tempat Jajan Makanan Bali Murah Meriah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com