Kapal Viking Sun ditolak masuk Semarang terkait pencegahan virus corona.
Pemerintah Kota Semarang melarang kapal ini bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas karena memiliki riwayat perjalanan dari Darwin, Australia yang terjangkit corona.
Namun, akhirnya kapal diizinkan merapat ke dermaga, bukan untuk turun melainkan hanya memasukkan kebutuhan logistik.
Seluruh penumpang dan kru tidak diperbolehkan turun dari kapal. Tim medis dari KKP Semarang pun telah memeriksa penumpang dan kru kapal sebelum kapal itu akhirnya diperbolehkan bersandar.
Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga tahapan, mulai dari medical check-up, thermal gun untuk mengecek suhu tubuh, dan mengisi beberapa formulir untuk cek ulang kesehatan.
Usai melakukan pemeriksaan, ternyata hasil mengatakan 738 penumpang dan 452 kru kapal negatif corona.
Dilarang masuknya wisatawan mancanegara kapal Viking Sun membuat pengelola destinasi wisata unggulan di Semarang, yaitu Kelenteng Sam Poo Kong merasa kecewa.
Ini karena pembatalan itu membuat pengelola mengembalikan uang tiket masuk wisata ke biro perjalanan.
General Manager wisata Sam Poo Kong Anandita Rinaldie mengatakan uang tiket masuk wisata Sam Poo Kong sekitar Rp 5 juta dan sudah dikembalikan ke pihak Destination Asia-Indonesia selaku biro perjalanan yang membawa rombongan wisatawan.
"H-1 sudah dilunasi semua oleh biro perjalanan untuk 500 tiket. Satu tiket seharga Rp 10.000. Lalu waktu hari H dibatalkan mendadak pas kapal sudah bersandar karena enggak boleh masuk Semarang oleh Pak Wali," ujar Anandita saat dikonfirmasi, Sabtu (7/3/2020).
Padahal, sepekan sebelumnya pengelola Sam Poo Kong sudah diminta untuk melakukan persiapan kedatangan wisatawan Kapal Viking Sun itu.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan dalam surat edarannya tertanggal 4 Maret 2020 bernomor 556/2675/436.7.19/2020 bahwa Kapal Viking Sun dilarang berlabuh.
Surat tersebut dikirim kepada Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Hal ini menurutnya sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona di Surabaya.
Selain itu, dari laporan yang diterimanya, ada dua penumpang yang berada di kapal tersebut mengalami gejala virus corona seperti demam, batuk, dan pilek.