Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Kue Lampet Ombus Khas Sumatera Utara

Kompas.com - 10/03/2020, 07:15 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Lampet ombus adalah kue khas Sumatera Utara. Kue ini berbentuk segitiga dan terbuat dari campuran tepung beras dan kelapa parut.

Chef Ni Made Dwi Hendra Wahyuni dari The Stones Hotel Legian, Bali, sempat membuat lampet ombus ini sebagai salah satu hidangan yang disajikan di kompetisi Ayo Makan by Marriott International, Selasa (3/3/2020).

Baca juga: Mencicipi Segarnya Arsik Ikan Mas, Kuliner Khas Sumatera Utara

Menurut Dwi, kue lampet ombus ini kesulitan pembuatannya adalah di level medium. Sebab, sekilas terlihat mudah, tetapi sebenarnya sulit juga jika campuran adonannya salah.

"Saya percobaan sekitar tiga kali untuk menguji resep. Awalnya sempat enggak seimbang campurannya, adonannya jadi terlalu lembek," kata Chef Dwi kepada Kompas.com dalam acara final kompetisi Ayo Makan by Marriott International.

"Tapi lama-lama setelah dicoba terus, ketemu resepnya," lanjutnya.

Baca juga: Sambal Tombur khas Batak, Enaknya Disantap dengan Ikan Goreng

Nama lampet ombus berasal dari ombus-ombus, yakni istilah orang Sumatera Utara ketika memakan kue tersebut.

Ketika makan kue tersebut, mereka mengembuskan napas untuk meniup kepulan asap dari lampet ombus yang masih panas.

Baca juga: Makanan Siborong-borong Tak Hanya Sayur Kol, Ada Juga Ombus-ombus

 

Cara buat lampet ombus di rumah

Penjual ombus-ombus, camilan khas masyarakat Batak.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Penjual ombus-ombus, camilan khas masyarakat Batak.
Cara pembuatan lampet ombus di rumah, yakni kamu perlu menyiapkan tepung beras, tepung ketan, gula merah, santan, kelapa parut, dan daun pisang.

Pertama, campurkan tepung beras, tepung ketan, dan kelapa parut jadi satu. Lalu tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk.

Salah satu hal yang harus diperhatikan, menurut Chef Dwi, adalah pada tahap menuangkan air. Jangan memasukkan air telalu banyak.

Sebab, jika air terlalu banyak, maka adonannya akan menjadi lembek dan tidak akan terbentuk saat dikukus nanti.

Baca juga: Ayam Napinadar Khas Batak Bisa Diolah Tanpa Darah 

Oleh karena itu, tuang air sedikit demi sedikit. Aduk adonan terus-menerus hingga konsistensinya sedikit padat.

Jika adonan sudah sedikit padat dan terbentuk remah-remah, maka konsistensi airnya sudah pas. Setelah itu, bungkus dengan daun pisang. Bentuk menyerupai kerucut agar cantik.

Jika kamu ingin menambah rasa manis, bisa masukkan gula merah di bagian dalam adonan kue sebelum dibungkus daun. Lalu kukus adonan selama lebih kurang 20-30 menit.

Baca juga: Mi Gomak, Mi Pedas Khas Batak

Saat menyajikan kue lampet ombus, Chef Dwi menggunakan beberapa kondimen, seperti keripik nangka, saus gula merah dan santan, serta unti.

Unti adalah kelapa parut yang disangrai hingga kecoklatan khas Bali. Unti bisa ditaburkan di atas lampet ombus untuk menambah rasa gurih dan aroma.

Sementara saus gula merah dan santan bisa dimakan bersama lampet ombus untuk memberikan rasa legit, gurih, dan mengikat rasa lampet ombus jadi satu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com