JAKARTA, KOMPAS.com - Hidangan buatan Eric pada ronde kedua grand final MasterChef Indonesia berhasil membawanya meraih kemenangan di ajang memasak ini.
Malam puncak pertarungan finalis MasterChef Indonesia Season 6 pada Minggu, (8/3/2020) mempertemukan Eric dan Firhan.
Baca juga: Mengenal Biangbiang Noodle, Mi yang Dimasak Eric di Grand Final MasterChef Indonesia
Keduanya ditantang untuk menyuguhkan signature dish dari mereka untuk dinilai oleh para juri. Eric dengan segenap kemampuannya memilih menghidangan chinese food.
Salah satu hidangan andalannya di grand final adalah biangbiang. Mi gandum khas China yang memiliki tekstur padat dan berbentuk lebar.
Baca juga: Sejarah Perang Klaim di Balik Lava Cake, Kue yang Antar Eric Juara MasterChef Indonesia
Mi ini juga dikenal sebagai mi 'sabuk' karena bentuknya yang lebar bak ikat pinggang. Hidangan ini berasal dari Kota Xi'an, di Provinsi Shaanxi, China.
Semangkuk mi biangbiang biasanya dibumbui dengan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, daun bawang, ketumbar, merica Sichuan, jintan, dan cabai.
Baca juga: Pesan Cap Cai dan Fuyunghai Saat di China? Belum Tentu Ada
Tak ketinggalan juga memakai sayuran hijau seperti bok choy yang dikukus. Selain rasa dari mi biangbiang, asal-usul mi ini juga menarik untuk dibahas.
View this post on InstagramA post shared by PARIS | FOOD | GUIDE | BEST ???? (@foodeaseparis) on Oct 10, 2019 at 9:02am PDT
Dalam buku “Chinese Street Food: Small Bites, Classic Recipes, and Harrowing Tales Across the Middle Kingdom” (2018), ditulis oleh Howie Southworth, Greg Matza menceritakan asal usul nama 'biang' pada hidangan mi biangbiang.
Dalam buku tersebut diceritakan bahwa sering terdengar suara 'biang' saat proses membuat mi di restoran kecil di Xi'an yang menghidangkan mi biangbiang.
"Biang, biang, biang," suara tersebut berasal dari adonan yang diregangkan, dipukul, dibanting dengan kelas membentur meja kayu.
Cara tersebut diulang-ulang sehingga membentuk tekstur dan adonan yang diinginkan. Setelah adonan tekstur mi kenyal maka akan dipotong besar-besar dan direbus.
Buku "Noodle!: 100 Amazing Authentic Recipes" (2014) oleh MiMi Aye memaparkan sejarah lain.
Dikatakan bahwa dulunya mi biangbiang merupakan mi murah yang diperuntukan para pekerja di desa atau kampung. Suatu hari Qin Shi Huang, kaisar pertama dinasti Qin, jatuh sakit.
Lalu salah satu pelayannya memberinya semangkuk mi murah dari jalan yang mampu menyembuhkannya. Kaisar begitu terpesona oleh rasa mi dan bagaimana mi itu dibuat.
Sang kaisar pun mengeluarkan proklamasi panjang mengenai betapa indahnya Qin, rakyatnya dan tak lupa mi biangbiang ini. Kemudian mengambil kuas dan tinta dan menciptakan karakter 'biang'.
Dalam satu karakter hanzi itu terdiri dari semua kata-kata sang kaisar. Alhasil, dalam satu hanzi terdiri dari 57 goresan.
Hanzi 'biang" dinilai terlalu rumit, hanzi ini dinobatkan sebagai salah satu hanzi yang terumit dalam kanji China. Bahkan, sampai hari ini tidak diterima oleh kebanyakan kamus China.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.