Ciri khas lain dari Bubur Cikini adalah tidak menggunakan bahan pengawet, perasa, dan msg.
Bahkan pada saat meracik bubur tidak mencampurkan garam, minyak ataupun lada. Bubur sudah ditanak bersama kaldu ayam sehingga gurih dan aromanya sangat wangi.
Rasa bubur tidak begitu tajam, tetapi rasanya cenderung tawar dan gurih dari kaldu ayam masih terlintas dilidah.
Topping pada bubur yang pada akhirnya berperan besar untuk menambah rasa dan tekstur.Misalnya rasa asin bubur datang secara alami dari tongcai. Tongcai adalah asinan lobak yang diolah secara alami.
Selain itu ayamnya juga ayam kampung sehingga dagingnya masih memiliki serat dan tidak hancur.
Lalu aroma ayam yang pekat sangat tercium saat dihidangkan. Tekstur bubur tidak encer tetapi kental dan padat. Kuning telur saat dipecah seakan lumer menyelimuti seluruh bagian bubur.
Baca juga: Bedanya Gado-gado Siram Bon Bin Sejak 1960 dengan yang Lain di Jakarta
Sama sekali tak ada bau amis dari telur mentah, sebab telur yang digunakan adalah telur ayam kampung.
Pengalaman menyantap bubur semakin asyik ketika harus meracik saus, sambal dan kecap asin sesuai selera.
Kecap asin dari Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman memang tidak diragukan lagi kenikmatannya. Kecap asin tidak hanya sekedar asin tetapi terasa gurih dari kacang kedelai.
Bagi yang suka sambal bisa mencampurkan sedikit sambal dalam buburnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.