Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bubur Cikini H.R. Suleman, Kedai Bubur Legendaris Jakarta Sejak 1960-an

Kompas.com - 13/03/2020, 10:29 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA. KOMPAS.com - Aroma bubur yang sedap dengan rasanya yang khas membuat Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman punya banyak penggemar.

Kedai bubur yang akrab disebut Bubur Cikini ini berdiri sejak tahun 1960-an. Sampai saat ini resep yang digunakan masih sama tanpa ada perubahan. 

Baca juga: Mencicipi Soto Betawi Haji Maruf, Soto Betawi dengan Kuah Susu Pertama

"Dulunya bukan jual bubur, tetapi martabak," jelas Jhony salah satu karyawan Bubur Cikini, ditemui di Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman, Jakarta, Minggu (29/2/2020).

Jhony menyebutkan H.R. Suleman pendiri kedai Bubur Cikini ada keturunan India sehingga berbisnis martabak.

H.R. Sulaeman mulai berjualan bubur pada 1960-an. Saat itu ia ingin berinovasi dan menjual bubur lantaran bubur tengah digandrungi oleh masyarakat.

Tren bubur yang disukai saat itu adalah bubur dengan cita rasa China. Ciri khasnya bubur tidak memiliki kuah, dicampur dengan kuning telur, cakue, dan suiran ayam.

Uniknya H.R. Suleman melihat ada peluang bisnis di bubur dengan cita rasa China tersebut. 

Pada umumnya bubur cita rasa China menggunakan kaldu babi, dan tidak dapat dinikmati semua orang.

Baca juga: Es Teler Sari Mulia Asli, Usaha yang Dirintis karena Wangsit dalam Mimpi

H.R. Suleman mengkreasikan bubur bergaya China dengan bahan halal dan cita rasa Indonesia.

"Jadi inspirasinya dari bubur chinese itu, tapi Bubur Cikini pakai ayam kampung, kaldu ayam, emping, kuning telur terus tongcai," jelas Jhony yang sudah bekerja di Bubur Cikini sejak 2014.

Ciri khas lain dari Bubur Cikini adalah tidak menggunakan bahan pengawet, perasa, dan msg.

Bahkan pada saat meracik bubur tidak mencampurkan garam, minyak ataupun lada. Bubur sudah ditanak bersama kaldu ayam sehingga gurih dan aromanya sangat wangi.

Rasa bubur tidak begitu tajam, tetapi rasanya cenderung tawar dan gurih dari kaldu ayam masih terlintas dilidah.

Topping pada bubur yang pada akhirnya berperan besar untuk menambah rasa dan tekstur.

Proses peletakan kuning telur di atas bubur, khas bubur cikiniKompas.com / Gabriella Wijaya Proses peletakan kuning telur di atas bubur, khas bubur cikini
Misalnya rasa asin bubur datang secara alami dari tongcai. Tongcai adalah asinan lobak yang diolah secara alami.

Selain itu ayamnya juga ayam kampung sehingga dagingnya masih memiliki serat dan tidak hancur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com