Alhasil karyawan Bubur Cikini harus kucing-kucingan dengan petugas kamtib.
Jika tempat mangkal gerobak sudah ditandai oleh petugas kamtib maka para karyawan harus berpindah ke tempat lain.
"Sempat dulu bangku diambil, akhirnya buka enggak pakai bangku, tenda juga diambilin, cerita ini dari orang-orang yang sudah lama disini juga," jelas pria paruh baya itu.
Untuk menyiasati petugas kamtib, gerobak Bubur Cikini punya tiga titik lokasi yaitu di depan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat, di depan bangunan yang kini menjadi KFC Cikini, terkadang di persimpangan Jalan Cilacap.
Namun saat tahun 1990-an, seorang pemilik toko buah menawarkan rukonya untuk ditempati Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman.
Ruko ini yang sekarang menjadi tempat bubur cikini berada sekarang.
Lokasi ini sangat strategis, berada di jalan besar dan langsung menghadap persimpangan. Sehingga orang-orang mudah untuk menemukannya.
Jatuh bangun dan kerja keras H.R. Suleman kini sudah terbayar. Kerja kerasnya bahkan bisa di rasakan anak, cucu, hingga cicitnya.
Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman, menjadi salah satu kuliner legendaris yang masih diburu masyarakat Jakarta.
Baca juga: Gado-gado Bon Bin, Kuliner Legendaris Jakarta Sejak 1960
Walaupun hidangan bubur yang paling digandrungi masyarakat, pada awalnya usaha Bubur Cikini justru dirintis dengan berjualan martabak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.