Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pempek Megaria yang Legendaris, Berawal dari Anak Kuliah Nekat

Kompas.com - 20/03/2020, 19:33 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Pempek Megaria bertahan 31 tahun

Menurut Rudi, ia sendiri tak tahu pasti mengapa Pempek Megaria bisa bertahan hingga kini.

Selain dari rasa yang ia pertahankan sejak dulu, Rudi mengungkapkan mungkin para pelanggan setianya tetap datang karena harga yang ia patok tak terlalu tinggi.

Rudi mengaku tak pernah menaikkan harga pempek yang ia jual begitu tinggi.

Terkecuali ketika bahan-bahan sedang mahal, pasti akan ada sedikit perubahan tetapi tak pernah banyak.

“Saya malah heran ya ada yang jual pempek sampai Rp 30.000. Jual dengan harga segini aja sudah untung kok,” tutur Rudi.

“Saya lebih mengincar ke kuantitas yang besar jadi harganya tidak terlalu tinggi,” lanjutnya.

Terkait rasa pempek yang ia jual, Rudi pun mengaku masih memiliki idealisme tertentu soal penggunaan bahan pembuatan.

Pempek Megaria masih menggunakan campuran ikan tenggiri sebagai bahan utama.

“Ada pedagang yang mencampur adonan pempeknya selain ikan tenggiri dengan ikan laut lain yang lebih murah," cerita Rudi.

"Karena ikan tenggiri kan agak mahal. Makanya pempek kita enggak pernah bisa benar-benar murah,” sambungnya.

Baca juga: Bedanya Gado-gado Siram Bon Bin Sejak 1960 dengan yang Lain di Jakarta

Tak itu saja, Rudi juga tetap mempertahankan penggunaan gula merah asli dari Sumatera Selatan.

Menurut Rudi, penggunaan gula merah Sumatera Selatan pada cuko pempek akan membuat rasa cuko jadi lebih pekat dan berbeda.

Tak buka cabang dan waralaba

Pempek Megaria hingga kini tak memiliki cabang. Rudi memang tak tertarik untuk membuka cabang, termasuk bisnis warabala (franchise).

“Kalau franchise itu rumit, terutama berkaitan dengan masalah legal. Misalnya saya punya cabang franchise di Tebet, kalau dia punya tindakan (melanggar) hukum atau apa itu kenanya ke nama saya,” jelas Rudi.

“Paling saya kerja sama dengan online aja ya. Saya ada di Kwitang itu hanya untuk pick-up point ojek online enggak bisa makan di sana,” lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com