Untuk membuat masyarakat yang baik, tidak hanya dibutuhkan jaminan kesehatan, jaminan anak, sistem pendidikan, dan tunjangan tidak bekerja. Apalagi ketika sedang dalam masa tak pasti seperti pandemi corona ini.
“Kota dan gereja saling bekerja sama menghimpun bantuan untuk anggota-anggotanya. Ada juga layanan yang diorganisasi oleh jaringan dan layanan peer-to-peer seperti Nappi Naapuri, di mana orang bisa memberi dan meminta bantuan dari lingkungan sekitar,” jelas Kopperoinen.
Kebahagiaan memang tidak akan memberikan kekebalan bagi negara terbahagia dalam melawan virus corona.
Berdasarkan laporan dari Jeffrey Sachs, seorang profesor ekonomi dan direktur dari Center for Sustainable Development di Columbia University.
Sachs juga mengatakan bahkan sistem kesehatan mereka pun tak bisa menghadapi virus ini.
“Hal penting yang harus dilakukan pada pekan-pekan ke depan adalah social distancing, isolasi diri, karantina, berlindung di rumah, dan langkah lain untuk menutup sekitar. Jika dilakukan secara sukarela dan sistematis maka akan jadi bagian penting untuk kehidupan sosial dan ekonomi,” ujar Sachs.
Menurut Sachs, ini akan jadi cara hidup yang sulit untuk dilakukan dan diikuti. Serta akan membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk waktu jangka pendek. Namun hal ini perlu dilakukan untuk menghindari akibat kematian dari pandemi ini.
“Saya yakin bahwa pemerintah yang berfungsi dengan baik akan berakhir dengan lebih baik karena pandemi ini membutuhkan pemerintah yang kuat dan efektif serta implementasi aturan yang ketat,” lanjutnya.
Sachs menjelaskan, Amerika Serikat yang jadi peringkat ke-18 dalam World Happiness Report mengalami situasi yang kacau. Menurutnya, itu menunjukkan kepercayaan terhadap pemerintah yang rendah dan aksi pemerintah dan ekspektasi yang buruk terhadap pemerintah oleh masyarakat.
Ketika pandemi seperti virus corona menyerang kesehatan dan pemasukan masyarakat, maka mereka mencari cara yang kooperatif untuk bekerja sama dalam memperbaiki kerusakan dan membangun kembali kehidupan.
Menurut laporan tersebut, hal ini nantinya akan berujung pada peningkatan kebahagiaan yang signifikan.
Berbanding terbalik dengan banyak orang yang menganggap hal ini sebagai bencana yang tidak termitigasi.
Hal tersebut karena orang biasanya merasa terkejut dengan kebaikan tetangga mereka dan lembaga tempat mereka bekerja dalam membantu satu sama lain.
Hal ini akan berakibat pada rasa kepemilikan yang tinggi dan kebanggaan untuk hal yang bisa mereka raih dalam hal mitigasi.
Pencapaian ini yang kemudian jadi hal yang cukup baik untuk menggantikan kehilangan material yang mereka derita.