JAKARTA, KOMPAS.com - Isra Miraj adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekah ke Masjid Aqsa di Yerusalem, seperti melansir berita Kompas.com.
Baca juga: Apa itu Isra Miraj?
Kemudian Nabi Muhammad naik ke surga, dimurnikan, dan diberi perintah bagi umat Islam untuk sholat lima kali sehari.
Muslim di Indonesia juga merayakan Isra Miraj, mereka mempunyai beragam tradisi. Berikut telah Kompas.com rangkum.
Baca juga: 3 Tradisi Unik Perayaan Isra Miraj di Indonesia
Tradisi perayaan Isra Miraj di Yogyakarta bernama Rejeban Peksi Buraq yang sudah dilakukan selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta.
Buraq sendiri merupakan nama burung yang digunakan sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad.
Pada tradisi Rejeban Peksi Buraq, terdapat dua buraq yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.
Burung tersebut bertengger di atas gunungan yang terdiri dari beragam buah seperti manggis, rambutan, dan juga tebu.
Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jemaah masjid usai pengajian.
Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung punya tradisi menyambut Isra Miraj bernama Nganggung.
Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang.
Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Selain warga Kampung Bukit, tradisi nganggung saat Isra Miraj juga dilakukan oleh warga desa lain di Bangka Selatan.
Masyarakat Cirebon punya tradisi Isra Miraj bernama Rajaban. Warga berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat makam dua penyebar ajaran agama Islam yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon yang umumnya menggelar pengajian untuk umum.
Selain itu, ada juga pembagian nasi bogana, nasi yag terdiri dari kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang dijadikan satu.
Lalu hidangan terdebut dibawa kepada wargi keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Mager Sari.
Khatam Kitab Arjo merupakan tradisi perayaan Isra Miraj yang dilakukan oleh warga Desa Wonoboyo, Temanggung, melansir Tribunnews.com.
Tradisi ini biasanya dilakukan warga usai menggelar salat Isya yang diawali dengan tahlil singkat, kemudian dilanjutkan membaca kitab Arja.
Kitab Arja berisi kisah Isra Miraj secara detail yang ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon yang merupakan karangan KH Ahmad Rifai Al- Jawi.
Warga di Kampung Sirawak, Kecamatan Gunungpati, merayakan Isra Miraj dengan nyadran yang berarti berdoa kepada leluhur.
Dikutip dari Tribunnews, Tradisi diawali dengan membersihkan makam leluhur lalu berdoa yang dipimpin oleh seorang kiai.
Kemudian diikuti dengan pengajian yang umumnya dilakukan di Masjid Baitul Muslimin Sirawak.
Usai membersihkan makam dan pengajian, warga pun melakukan karnaval yang tak jarang dihadiri wisatawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.