Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Rangkaian Hari Raya Nyepi Beserta Makna di Baliknya

Kompas.com - 24/03/2020, 14:02 WIB
Andra Prabasari,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebentar lagi umat Hindu dari berbagai wilayah di Indonesia akan melaksanakan tradisi Nyepi pada tanggal 25 Maret 2020.

Dalam tradisi tersebut ada beberapa ritual lain yang harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah Nyepi.

Saat berkujung ke Bali, wisatawan dapat memiliki kesempatan untuk melihat kegiatan menarik jelang, saat, dan setelah Nyepi. Berikut Kompas.com merangkum kegiatan yang dilakukan saat perayaan Nyepi:

Baca juga: Nyepi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Hentikan Operasional Penerbangan Selama 24 Jam

1. Upacara Melasti

Dua hari sebelum hari raya Nyepi, biasanya umat Hindu melaksanakan upacara Melasti yang dilakukan umat Hindu Bali dan melaksanakan sembahyang di laut.

Upacara tersebut bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi yang berarti melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Dalam upacara Melasti, umat Hindu yang mengikuti acara tersebut akan mendapatkan air suci yang disebut Angemet Tirta Amerta.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut merupakan air kehidupan.

Baca juga: Menyelisik Makna Melasti...

Selain untuk membersihkan diri, upacara Melasti juga menjadi pembersihan dan penyucian benda sakral milik tempat ibadah Hindu, yang nantinya benda tersebut akan diarak keliling desa agar untuk menyucikan desa tersebut.

Pelaksaaan Upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, tiga dewa dalam Agama Hindu.

Tiga dewa tersebut yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma

Untuk dapat menyaksikan kegiatan upacara ini kamu bisa ke Pantai Sanur, Pantai Candidasa atau Pantai Klotok.

Sejumlah umat Hindu mengarak ogoh-ogoh sebelum membakarnya pada Upacara Tawur Agung Kesanga di Lapangan Junggo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019). Upacara tersebut merupakan rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi Saka Warsa 1941.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Sejumlah umat Hindu mengarak ogoh-ogoh sebelum membakarnya pada Upacara Tawur Agung Kesanga di Lapangan Junggo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019). Upacara tersebut merupakan rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi Saka Warsa 1941.

2. Tawur Kesanga atau Mecaru

Kegiatan selanjutnya adalah Tawur Kesanga atau Mecaru, yang dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.

Kegiatan ini identik dengan pawai festival ogoh-ogoh yang dilaksanakan di daerah Kuta Bali.
Ogoh-ogoh sendiri adalah boneka raksasa terbuat dari bubur kertas dan rangka bambu.

Ogoh-ogoh merupakan representatif dari sifat buruk atau jahat manusia, maka bentuk ogoh-ogoh rata-rata menyeramkan. 

Baca juga: Tanpa Ogoh-ogoh, Sepinya Nyepi di Bali...

Pada akhir acara pawai, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai lambang pembersihan sifat jaahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com