JAKARTA, KOMPAS.com – Hari Raya Nyepi jatuh setiap satu tahun sekali. Tepatnya pada tanggal 1 bulan ke-10 dalam perhitungan kalender Bali. Tahun ini jatuh pada 25 Maret 2020.
Baca juga: 4 Rangkaian Hari Raya Nyepi Beserta Makna di Baliknya
Sebelum melakukan Nyepi, terdapat berbagai rangkaian yang dilakukan. Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, I Gede Pitana, mengatakan bahwa langkah pertama adalah melasti.
“Melasti itu adalah purification. Umat pergi ke laut, ke danau, ke sungai, pokoknya ke tempat-tempat sumber air karena air adalah sumber kehidupan,” kata Pitana saat Kompas.com hubungi, Selasa (24/3/2020).
Baca juga: Jelang Nyepi, Simak 7 Fakta Menarik Nyepi di Bali
Melasti biasanya dilakukan 3 – 4 hari. Bahkan melasti bisa dilakukan dua hari sebelum Nyepi yang berarti sehari sebelum pengerupukan.
Pengerupukan adalah upacara untuk membersihkan alam yang disimbolkan dengan pecaruan. Pitana mengatakan bahwa “caru” berarti upacara untuk para bhuta kala.
Terkait hari pelaksanaan melasti, Pitana mengatakan bahwa pelaksanaan tersebut tidak memiliki aturan pasti kapan harus dilakukan.
Dia menuturkan bahwa pelaksanaan melasti terserah dengan kehendak masyarakat. Namun satu hal yang pasti adalah pelaksanaannya dilakukan menjelang Nyepi.
“Sejak 20 tahun terakhir dilakukan pawai ogoh-ogoh. Itu kreativitas para pemuda Hindu. Kalau zaman dulu tidak ada. Tapi inti pokok sehari sebelum Nyepi adalah upacara pembersihan alam,” tutur Pitana.
Dalam melaksanakan Nyepi, para umat Hindu mengenakan pakaian bernuansa putih yang Pitana sebut sebagai “pakaian ke pura”.
Pakaian tersebut terdiri dari baju putih, destar (pengikat kepala) putih, kain atas berwarna kuning, dan kain bawah yang memiliki warna bebas.
“(Warna kain bawah) Entah corak batik, warna kuning, putih, dan sebagainya. Yang jelas, hampir setiap umat Hindu di Bali memiliki pakaian nuansa putih-putih karena nyaris setiap 5 hari ada upacara di Bali, jadi orang sering ke pura,” kata Pitana.
Pitana mengatakan bahwa pakaian bernuansa putih untuk digunakan ke pura sebenarnya tidak memiliki peraturan.
Namun karena adanya kesepakatan publik yang terjadi antar umat Hindu, “pakaian ke pura” dijadikan bernuansa putih dan tetap dikenakan hingga kini.
Untuk persiapan makanan, Pitana menuturkan bahwa secara umum umat Hindu biasanya menyiapkan makanan di hari sebelum Nyepi.
“Entah itu jajanan seperti berbagai macam kue dan sebagainya. Termasuk juga makanan kering, dan lain-lain karena pada Hari Raya Nyepi kan tidak boleh menghidupkan api (amati geni), maka tidak masak saat Nyepi,” kata Pitana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.