Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melasti dan Pengerupukan, Upacara Sebelum Melakukan Nyepi

Kompas.com - 24/03/2020, 22:33 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comHari Raya Nyepi jatuh setiap satu tahun sekali. Tepatnya pada tanggal 1 bulan ke-10 dalam perhitungan kalender Bali. Tahun ini jatuh pada 25 Maret 2020.

Baca juga: 4 Rangkaian Hari Raya Nyepi Beserta Makna di Baliknya

Sebelum melakukan Nyepi, terdapat berbagai rangkaian yang dilakukan. Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, I Gede Pitana, mengatakan bahwa langkah pertama adalah melasti.

Melasti itu adalah purification. Umat pergi ke laut, ke danau, ke sungai, pokoknya ke tempat-tempat sumber air karena air adalah sumber kehidupan,” kata Pitana saat Kompas.com hubungi, Selasa (24/3/2020).

Baca juga: Jelang Nyepi, Simak 7 Fakta Menarik Nyepi di Bali

Melasti biasanya dilakukan 3 – 4 hari. Bahkan melasti bisa dilakukan dua hari sebelum Nyepi yang berarti sehari sebelum pengerupukan.

Pengerupukan adalah upacara untuk membersihkan alam yang disimbolkan dengan pecaruan. Pitana mengatakan bahwa “caru” berarti upacara untuk para bhuta kala.

Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.

Terkait hari pelaksanaan melasti, Pitana mengatakan bahwa pelaksanaan tersebut tidak memiliki aturan pasti kapan harus dilakukan.

Dia menuturkan bahwa pelaksanaan melasti terserah dengan kehendak masyarakat. Namun satu hal yang pasti adalah pelaksanaannya dilakukan menjelang Nyepi.

“Sejak 20 tahun terakhir dilakukan pawai ogoh-ogoh. Itu kreativitas para pemuda Hindu. Kalau zaman dulu tidak ada. Tapi inti pokok sehari sebelum Nyepi adalah upacara pembersihan alam,” tutur Pitana.

Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.

Persiapan perlengkapan pribadi umat Hindu

Dalam melaksanakan Nyepi, para umat Hindu mengenakan pakaian bernuansa putih yang Pitana sebut sebagai “pakaian ke pura”.

Pakaian tersebut terdiri dari baju putih, destar (pengikat kepala) putih, kain atas berwarna kuning, dan kain bawah yang memiliki warna bebas.

“(Warna kain bawah) Entah corak batik, warna kuning, putih, dan sebagainya. Yang jelas, hampir setiap umat Hindu di Bali memiliki pakaian nuansa putih-putih karena nyaris setiap 5 hari ada upacara di Bali, jadi orang sering ke pura,” kata Pitana.

Prosesi upacara Melasti di Pura Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Prosesi upacara Melasti di Pura Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019

Pitana mengatakan bahwa pakaian bernuansa putih untuk digunakan ke pura sebenarnya tidak memiliki peraturan.

Namun karena adanya kesepakatan publik yang terjadi antar umat Hindu, “pakaian ke pura” dijadikan bernuansa putih dan tetap dikenakan hingga kini.

Untuk persiapan makanan, Pitana menuturkan bahwa secara umum umat Hindu biasanya menyiapkan makanan di hari sebelum Nyepi.

“Entah itu jajanan seperti berbagai macam kue dan sebagainya. Termasuk juga makanan kering, dan lain-lain karena pada Hari Raya Nyepi kan tidak boleh menghidupkan api (amati geni), maka tidak masak saat Nyepi,” kata Pitana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com