Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2020, 10:03 WIB

 

BANGKA,KOMPAS.com – Kurang afdal rasanya jika ke Bangka tidak membawa oleh-oleh terasi Bangka. Pasalnya pulau ini terkenal sebagai penghasil terasi kualitas wahid. 

Namun hati-hati, jika membeli terasi khas Bangka, ada beberapa hal yang patut diperhatikan.

“Cara membuat terasi Bangka itu hanya pakai 1 kilogram udang rebon saja. Sementara bumbu lain hanyalah 200 gram garam kasar,” kata Cook Supervisor Novilla Boutique Resort, Melianty, saat ditemui Kompas.com di acara Familiarization Trip, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Sabtu (7/3/2020).

Baca juga: Ini Bedanya Terasi Malaysia dengan Terasi Indonesia...

Selain bahan pembuatannya, ternyata cara pengolahannya juga terbilang cukup mudah. Pertama, cuci bersih udang rebon kemudian tiriskan hingga air benar-benar tidak ada.

Jika masih kurang yakin, udang rebon bisa ditaruh di saringan.

Tunggu hingga air secara perlahan meninggalkan udang tersebut.

Ilustrasi terasi udang.shutterstock.com/Harismoyo Ilustrasi terasi udang.

“Setelah udang rebon bersih tiris sampai benar-benar tiris, campur dengan garam dan ditumbuk sampai halus. Jemur sampai dua sampai tiga hari,” kata Melianty.

Apabila ingin menghasilkan terasi Bangka yang harum, kamu bisa tambahkan bumbu penyedap secukupnya, ketumbar dua sendok makan, dan kemiri 10 butir.

Kendati demikian, hasilnya tentu sudah tidak seperti terasi asli khas Bangka.

Cara membedakan terasi Bangka yang asli dan palsu

Satu hal yang membedakan terasi Bangka dengan terasi lain adalah penggunaan udang rebon yang masih segar.

Baca juga: Mengenal Sambal Terasi dari Bangka dan Lombok

 

Hasil tangkapan laut yang langsung diolah tersebut, menurut Melianty memengaruhi bau terasi Bangka.

“Kalau baunya menyengat, itu dia menggunakan udang rebon yang sudah tidak segar,” kata Melianty.

Untuk membedakan mana terasi Bangka yang asli dan palsu, Melianty menuturkan cara mudahnya adalah dengan melihat warna terasi.

Terasi Bangka.kompas.com / Nabilla Ramadhian Terasi Bangka.

Jika warna terasi terlihat sedikit kemerahan, ada kemungkinan pembuatannya menggunakan pewarna tambahan. Terlebih jika saat dimasak, warnanya terlihat luntur kamu patut curiga.

Selain itu, terasi Bangka yang asli cenderung memiliki wangi alami yang harum.

Terasi Bangka asli saat ditumis memiliki wangi harum yang khas. Kalau tercium wangi aneh, sudah pasti bukan terasi Bangka dan tidak pakai udang segar,” kata Melianty.

Lama penyimpanan untuk terasi Bangka memiliki waktu yang berbeda, tergantung dengan kondisi terasi saat disimpan dan juga lokasinya.

Baca juga: Unik, Martabak Bangka Ini Pakai Arang Bambu Jepang

Jika terasi Bangka masih dalam keadaan terbungkus dan ditaruh di suhu ruangan, maka terasi hanya akan tahan lebih kurang sebulan.

Sementara untuk penyimpanan di kulkas akan bertahan lebih kurang setahun.

Untuk terasi Bangka yang sudah tidak dibungkus dan ditaruh di suhu ruangan, lama penyimpanan hanya akan bertahan lebih kurang dua minggu.

Sementara di dalam kulkas bisa tahan hingga lebih kurang dua bulan.

"Simpan terasi di wadah yang tertutup. Supaya tidak dijamah lalat atau hewan lainnya. Misalnya di dalam toples," kata Melianty.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

Travel Update
Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Travel Tips
5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

Jalan Jalan
Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Travel Update
Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Jalan Jalan
10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

Jalan Jalan
Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Jalan Jalan
6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

Jalan Jalan
2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

Travel Update
Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Travel Tips
10 Tempat Liburan Sekolah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi 

10 Tempat Liburan Sekolah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi 

Jalan Jalan
Cerita Penjual Barang Antik di Jalan Surabaya, Bertahan Lebih dari 40 Tahun

Cerita Penjual Barang Antik di Jalan Surabaya, Bertahan Lebih dari 40 Tahun

Jalan Jalan
10 Tempat Liburan di Jakarta Barat, Ada yang Gratis

10 Tempat Liburan di Jakarta Barat, Ada yang Gratis

Jalan Jalan
2 Bebek Raksasa Mengapung di Perairan Hong Kong, Ada Apa?

2 Bebek Raksasa Mengapung di Perairan Hong Kong, Ada Apa?

Travel Update
Kurma dan Cokelat, Produk Oleh-oleh Haji Paling Populer di Pasar Tanah Abang

Kurma dan Cokelat, Produk Oleh-oleh Haji Paling Populer di Pasar Tanah Abang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com