JAKARTA, KOMPAS.com - Tangan tuanya masih cekatan mengulek bumbu kacang, mencampurnya dengan air dan mengaduknya bersamaan dengan sayuran rebus.
Pak Wahyu namanya, usia 59 tahun. Ia mulai berjualan gado-gado di Jalan Cilacap sejak usia 20 tahunan.
Gado-gado Betawi yang sederhana ini telah ada sejak 1981 lalu. Dahulu ia berjualan bersama sang paman di Jalan Sawo sejak 1978 sebelum memutuskan untuk membuka gerobak gado-gado sendiri dan berjualan secara mandiri.
“Bantu-bantu paman, terus baru paman nyuruh ulek bumbu sendiri," jelas Wahyu pada Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
"Pertama itu buat makan kita dulu gado-gadonya, berapa kali coba terus pas rasanya udah sama kayak yang paman baru dia suruh untuk buka usaha sendiri," lanjutnya.
Kompas.com berkesempatan untuk mencicipi kelezatan dari Gado-gado Pak Wahyu ini. Lokasinya yang berada di pinggir jalan tidak serta merta membuat tempat makan ini terasa tak nyaman.
Wahyu cukup teliti memilih lokasi. Tempat makannya tak panas sama sekali. Di atas gerobak ditaruh terpal, kemudian ada pohon berukuran sedang yang menutupi area makan para pengunjung.
Wahyu bekerja sendirian, maka tak heran cobek yang digunakan untuk mengulek bumbu berukuran cukup besar.
Cobek ini rupanya mampu menjadi wadah ulek bumbu gado-gado yang beberapa porsi sekaligus.
Di sela-sela ulekan bumbu kacang yang ia buat sendiri, Wahyu selalu bertanya tingkat kepedasan dan jumlah cabai yang diinginkan sang pembeli.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.