Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Rencanakan Inovasi Bisnis Pariwisata Saat Pandemi Global Melanda

Kompas.com - 27/03/2020, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Richard Andrew, SE, MM

SAAT pandemi global terjadi tentu saja, banyak sektor bisnis yang terkena tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh belahan dunia.

Tentu saja, sektor yang paling terdampak pada pandemi ini adalah sektor pariwisata.

Oleh sebab itu, saat semua sektor lain masih relatif bisa beroperasi walaupun tidak seoptimal biasa, sektor ini sudah harus mulai memikirkan perencanaan inovasi bisnis.

Perencanaan inovasi bisnis ini untuk persiapan setelah pandemi surut, agar tidak kehilangan daya tariknya.

Ada lima hal yang harus sangat diperhatikan dalam inovasi bisnis pariwisata ini di masa depan, yakni bidang kebersihan, pelayanan, keamanan, lingkungan, dan fasilitas.

Inovasi kebersihan

Inovasi di bidang kebersihan menjadi hal mutlak dan terpenting dari seluruh bidang inovasi yang diusulkan di bidang pariwisata.

Cara inovasi yang hampir pasti akan diterapkan seluruh sektor pariwisata adalah penggunaan disinfektan purnajual.

Obyek pariwisata, transportasi publik, toilet umum, tempat penginapan dan tempat ibadah wajib menyemprotkan disinfektan setiap hari pada jam tertentu yang relatif seragam.

Hal ini dilakukan untuk mencegah perluasan efek jika terdapat pandemi global seperti sekarang ini.

Tentu saja di setiap kamar tempat penginapan, transportasi publik, obyek pariwisata dan tempat ibadah juga disediakan cairan sanitasi tangan gratis yang dapat digunakan oleh para wisatawan.

Wisatawan mancanegara mengunjungi Benteng Tolucco di Ternate, Maluku Utara, Selasa (15/4/2014). Benteng yang dibangun oleh Francisco Serao pada 1540 ini juga sering disebut Benteng Holandia atau Santo Lucas.KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Wisatawan mancanegara mengunjungi Benteng Tolucco di Ternate, Maluku Utara, Selasa (15/4/2014). Benteng yang dibangun oleh Francisco Serao pada 1540 ini juga sering disebut Benteng Holandia atau Santo Lucas.

Inovasi pelayanan

Terkait inovasi bidang pelayanan, agensi pariwisata bisa bekerja sama dengan lembaga kesehatan tertentu untuk mengadakan tes cepat.

Tes cepat dilakukan paling tidak satu kali dalam seminggu sebelum keberangkatan pada setiap paket tur yang mereka tawarkan. Hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan penyebaran virus.

Pada fase ini, saya yakin jumlah wisatawan mandiri akan dibatasi visa berkunjung di hampir semua negara yang ada di dunia paling tidak selama satu tahun ke depan.

Masih terkait dengan pelayanan, setiap agensi pariwisata disarankan menyiapkan masker khusus wisatawan yang terindikasi sakit tiba-tiba dan rekanan lembaga kesehatan pada daerah yang dikunjungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com