JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) melaporkan enam dampak virus corona terhadap sektor pariwisata khususnya profesi pemandu gunung dan industri wisata gunung.
Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (31/3/2020), Sekretaris Jenderal APGI Rahman Mukhlis mengatakan virus corona diibaratkan tantangan mendaki gunung, penuh risiko dan penuh ketidakpastian.
"Namun demikian, kita pasti sama-sama percaya dan optimis bahwa tantangan ini dapat kita hadapi dengan baik," kata Rahman dalam rilis.
Baca juga: Gunung Bromo dan Semeru Tutup Sementara untuk Cegah Virus Corona
"Seperti halnya kita dapat menghadapi tantangan-tantangan menuju puncak gunung dengan adanya persiapan yang matang," lanjutnya.
Ia melanjutkan, pada tanggal 25-29 Maret 2020, APGI telah melakukan Rapid Assesment mengenai dampak virus corona yang menghasilkan enam kesimpulan laporan dan langkah menanggulanginya.
Berikut enam kesimpulan laporan dampak virus corona bagi profesi pemandu gunung dan industri pariwisata gunung di Indonesia:
Virus corona telah membuat ditutupnya seluruh aktivitas wisata gunung untuk sementara waktu.
Selain itu, APGI juga melaporkan adanya penutupan kunjungan wisatawan di sekitar 120 destinasi wisata gunung di Indonesia.
Baca juga: Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest karena Virus Corona
APGI melaporkan adanya penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung dengan perkiraan sebesar 47 persen dari 19.855 trip per tahun menjadi 10.450 trip.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.