Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Dampak Corona bagi Industri Pariwisata Gunung, Jumlah Pendaki Turun 44 Persen

Kompas.com - 31/03/2020, 14:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) melaporkan enam dampak virus corona terhadap sektor pariwisata khususnya profesi pemandu gunung dan industri wisata gunung.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (31/3/2020), Sekretaris Jenderal APGI Rahman Mukhlis mengatakan virus corona diibaratkan tantangan mendaki gunung, penuh risiko dan penuh ketidakpastian.

"Namun demikian, kita pasti sama-sama percaya dan optimis bahwa tantangan ini dapat kita hadapi dengan baik," kata Rahman dalam rilis.

Baca juga: Gunung Bromo dan Semeru Tutup Sementara untuk Cegah Virus Corona

"Seperti halnya kita dapat menghadapi tantangan-tantangan menuju puncak gunung dengan adanya persiapan yang matang," lanjutnya.

Ia melanjutkan, pada tanggal 25-29 Maret 2020, APGI telah melakukan Rapid Assesment mengenai dampak virus corona yang menghasilkan enam kesimpulan laporan dan langkah menanggulanginya.

Berikut enam kesimpulan laporan dampak virus corona bagi profesi pemandu gunung dan industri pariwisata gunung di Indonesia:

1. Terjadi pemberhentian sementara seluruh aktivitas wisata gunung

Virus corona telah membuat ditutupnya seluruh aktivitas wisata gunung untuk sementara waktu.

Selain itu, APGI juga melaporkan adanya penutupan kunjungan wisatawan di sekitar 120 destinasi wisata gunung di Indonesia.

Baca juga: Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest karena Virus Corona

2. Terjadi penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung

Gunung Slamet dan Ceremai yang Terlihat dari Area Camping Pos III Gunung Sindoro via Tambi.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Gunung Slamet dan Ceremai yang Terlihat dari Area Camping Pos III Gunung Sindoro via Tambi.

APGI melaporkan adanya penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung dengan perkiraan sebesar 47 persen dari 19.855 trip per tahun menjadi 10.450 trip.

3. Terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan pendaki gunung

APGI melaporkan adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan pendaki gunung dengan perkiraan sebesar 44 persen dari 111.815 menjadi 61.655.

Adapun komposisi wisatawan nusantara menurun 41 persen dari 71.060 menjadi 41.800.

Sementara itu, wisatawan mancanegara juga mengalami penurunan sebesar 51 persen dari 40.755 menjadi 19.855.

Baca juga: Cerita Turis Asing yang Terjebak di Bali karena Pandemi Global Virus Corona

4. Terjadi penurunan jumlah omzet industri wisata gunung

Tak hanya penurunan kunjungan wisatawan, jumlah omzet industri wisata gunung juga mengalami penurunan akibat virus corona.

APGI melaporkan adanya penurunan dengan perkiraan sebesar 86 persen dari Rp 337,1 miliar menjadi Rp 46 miliar.

5. Sebanyak 5.225 pekerja pariwisata di industri wisata gunung mengalami penurunan tingkat ekonomi

Pendaki di pinggir kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pendaki di pinggir kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.

Para pekerja atau tenaga kerja pariwisata di industri wisata gunung dilaporkan mengalami penurunan tingkat perekonomian sebagai dampak dari virus corona.

6. Daya tahan ekonomi pemandu gunung Indonesia karena dampak virus corona rata-rata selama tiga bulan

APGI melaporkan bahwa daya tahan ekonomi pemandu gunung Indonesia rata-rata selama tiga bulan karena dampak dari virus corona.

Baca juga: Update: 56 Kawasan Taman Nasional Tutup untuk Antisipasi Virus Corona

Menurut APGI, ada kemungkinan sebanyak 5.225 tenaga kerja di industri wisata gunung yang terancam keberlangsungan pekerjaan dan perekonomiannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com