Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Seni Terbesar Bali Ditiadakan, Demi Cegah Penyebaran Corona

Kompas.com - 01/04/2020, 19:25 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Pesta Kesenian Bali ke-42 yang rencananya diselenggarakan 13 Juni-11 Juli 2020 ditiadakan.

Kebijakan tersebut diputuskan oleh Gubernur Bali Wayan Koster sebagai langkah antisipasi untuk cegah penyebaran wabah virus corona ( Covid-19 ) di Pulau Dewata.

Baca juga: Cerita Turis Asing yang Terjebak di Bali karena Pandemi Global Virus Corona

"Ini memang keputusan yang tidak mudah, Bapak Gubernur setelah berdiskusi dengan bupati/wali kota se-Bali dan Ketua DPRD sepakat untuk meniadakan Pekan Kesenian Bali (PKB) ke-42 tahun ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana di Denpasar, Selasa (31/3/2020), mengutip Antara.

Baca juga: Tempat Wisata di Bali Tutup Sementara Guna Antisipasi Virus Corona

Festival kesenian terbesar di Bali ini membutuhkan tahapan latihan, penyiapan properti, dan juga penyelenggaraan PKB di tingkat kabupaten/kota.

"Dengan kondisi seperti ini, daripada tidak maksimal dan terjadi ketidakpastian, boleh berkumpul atau tidak, sehingga opsi ditiadakan ini menjadi paling tepat," ujarnya.

Dua seniman membawakan Tari Legong Prabu China dalam pagelaran tari klasik Bali di Pesta Kesenian Bali ke-41, Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2019). Tari tersebut merupakan bagian dari Tari Legong Keraton yaitu salah satu dari sembilan tari Bali yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Dua seniman membawakan Tari Legong Prabu China dalam pagelaran tari klasik Bali di Pesta Kesenian Bali ke-41, Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2019). Tari tersebut merupakan bagian dari Tari Legong Keraton yaitu salah satu dari sembilan tari Bali yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO.

Selain itu, kata Kun Adnyana, PKB secara historis yang digelar sejak tahun 1978 tersebut, juga berhubungan dengan jeda sekolah, sehingga masyarakat termasuk peserta didik dapat maksimal terlibat.

"Sempat diperbincangkan untuk mengundur PKB, tetapi kalau mundur, kan banyak lomba yang melibatkan peserta didik," kata pria yang juga akademisi ISI Denpasar itu.

"Mereka juga sudah lama belajar di rumah, jadi agak susah memberikan kelonggaran peserta didik untuk terlibat maksimal, belum lagi kegiatan seni lain yang menunggu di bulan Oktober," imbuhnya.

Jika tetap dipaksakan untuk digelar, perwakilan kabupaten/kota juga menyatakan akan mundur.

"Ini memang menjadi pertama kalinya PKB ditiadakan, karena pandemi Covid-19. Jadi, banyak even-even besar yang bergeser," ucapnya.

Para seniman mempunyai pandangan yang sama dan memahami kondisi di tengah wabah virus corona dan adanya penerapan physical distancing.

Menurut Kun Adnyana terdapat beberapa pertimbangan terkait peniadaan PKB ke-42 tahun 2020.

Pertimbangan pertama, adanya arahan dan kebijakan Presiden RI Joko Widodo agar pemerintah dan pemerintah daerah fokus dalam pencegahan dan penanganan Covid-19.

Arahan presiden ini didasarkan pada data penyebaran Covid-19 di seluruh negara, termasuk Indonesia yang belakangan kasusnya semakin meningkat.

"Kondisi ini mendorong seluruh negara termasuk Indonesia melakukan upaya serius dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 dengan menempuh berbagai kebijakan termasuk social/physical distancing sampai batas waktu yang belum ditentukan," ucapnya.

Sejumlah seniman mengikuti pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-41 tahun 2019 di Denpasar, Bali, Sabtu (15/6/2019). Pawai tersebut diikuti sekitar 4.300 orang seniman dari berbagai wilayah di Pulau Bali dan Indonesia serta diikuti perwakilan seniman dari luar negeri.AFP/SONNY TUMBELAKA Sejumlah seniman mengikuti pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-41 tahun 2019 di Denpasar, Bali, Sabtu (15/6/2019). Pawai tersebut diikuti sekitar 4.300 orang seniman dari berbagai wilayah di Pulau Bali dan Indonesia serta diikuti perwakilan seniman dari luar negeri.

Pertimbangan berikutnya adalah pandemi Covid-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir, sehingga secara psikologis kurang kondusif bagi masyarakat.

Sementara pelaksanaan festival kesenian di Bali ini sangat dekat dari batas waktu masa tanggap darurat nasional atas penyebaran Covid-19, yakni 29 Mei 2020.

Situasi tersebut, lanjut Kun Adnyana, akan berdampak pada tidak optimalnya segala persiapan yang dilakukan.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan masukan lisan dari bupati/wali kota, Gubernur Wayan Koster menyetujui untuk meniadakan penyelenggaraan PKB ke-42 tahun ini," ucapnya.

Pemberitahuan peniadaan PKB ke-42 tahun 2020 tersebut tertuang dalam surat Gubernur Bali Nomor 430/3287/Sekret/DISBUD, tertanggal 31 Maret 2020 yang ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Bali.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster meminta pada masyarakat Bali untuk memaklumi keputusan yang diambil dengan berat hati ini.

Tahun 2021, dia meyakinkan pelaksanaan Pesta Kesenian Bali akan dilaksanakan lebih meriah dari sebelumnya.

(Pewarta : Ni Luh Rhismawati | Editor : Endang Sukarelawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com