Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/04/2020, 20:11 WIB

KULON PROGO, KOMPAS.com – Tradisi nyadran agung yang secara turun temurun dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditiadakan pada 2020 ini.

Baca juga: Liburan di Rumah Aja, Coba Wisata Kuliner Lewat 8 Serial Netflix

Kebijakan yang diputuskan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona ( Covid-19 ).

Mengingat nyadran agung biasanya dihadiri ribuan orang, baik peserta maupun wisatawan.

Baca juga: Di Rumah Aja? Jajal Keliling Istana Eropa Lewat Virtual Traveling

“Hasil rapat dengan berbagai pihak, mengingat dan mempertimbangkan berbagai kondisi saat ini, maka Nyadran Agung 2020 dibatalkan,” kata Kepala Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Kulon Progo Untung Waluyo, Rabu (1/4/2020).

Semua berjaga-jaga dan berupaya menahan laju penyebaran penyakit akibat serangan virus corona ini.

Berbagai langkah diambil, termasuk meniadakan berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak, baik keagamaan, kebudayaan, hingga kemasyarakatan. 

Destinasi wisata di ketinggian Bukit Menoreh merupakan andalan Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, khususnya di Dusun Tritis. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap melalui tradisi yang masih bertahn ini akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.KOMPAS.com/DANI J Destinasi wisata di ketinggian Bukit Menoreh merupakan andalan Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, khususnya di Dusun Tritis. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap melalui tradisi yang masih bertahn ini akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.

Untung mengungkapkan, para pemimpin daerah di Kulon Progo menyepakati untuk tidak menggelar tradisi yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini. Keputusan diambil usai pertemuan Forkompimda pada 26 Maret 2020. 

Rencananya, nyadran akan diganti dengan tahlil atau doa bersama dengan melibatkan kurang dari 10 orang.

“Nanti pada tanggal 17 malam. Esensi tetap dijalankan dengan sederhana,” kata Untung.

“Teknisnya masih digodok teman-teman,” imbuhnya.

Nyadran agung sendiri merupakan tradisi jamak masyarakat Jawa dalam menyongsong bulan Ramadan.

Nyadran dikemas dengan kirab bregada dan arakan gunungan berisi sejumlah makanan atau sayur mayur serta hasil bumi. Nyadran diwarnai ngalap berkah di mana warga akan berebut isi gunungan itu.

Warga benar kalap di ngalap berkah di Nyadran Agung 2018. Bahkan, sebelum prosesi doa selesai, warga sudah menghabiskan sebagian besar gunungan yang ada. Inilah kemeriahan dan kegembiraan di Nyadran Agung di Kulon Progo.KOMPAS.com/Dani J Warga benar kalap di ngalap berkah di Nyadran Agung 2018. Bahkan, sebelum prosesi doa selesai, warga sudah menghabiskan sebagian besar gunungan yang ada. Inilah kemeriahan dan kegembiraan di Nyadran Agung di Kulon Progo.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DIY menuangkan langkah meniadakan kegiatan yang melibatkan orang banyak dengan menerbitkan Instruksi Gubernur DIY Nomor 2/Instr/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Coronavirus Diseases (Covid)-19.

Selain itu, Bupati Kulon Progo juga mengeluarkan Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor 440/1197 tentang Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Covid-19 di Kulon Progo.

Dalam edaran, pemerintah meminta semua pihak menunda semua kegiatan yang bisa memobilisasi massa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Menikmati Pagi usai Sahur di Spot Riyadi, Yogyakarta

Menikmati Pagi usai Sahur di Spot Riyadi, Yogyakarta

Jalan Jalan
KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor dengan Theme Park hingga Movieland

KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor dengan Theme Park hingga Movieland

Travel Update
Panduan ke Hutan Kota GBK: Jam Buka, Fasilitas, dan Aturan Masuk

Panduan ke Hutan Kota GBK: Jam Buka, Fasilitas, dan Aturan Masuk

Travel Tips
4 Aktivitas di Taman Suropati Jakarta, Healing Sambil Baca Buku Gratis

4 Aktivitas di Taman Suropati Jakarta, Healing Sambil Baca Buku Gratis

Jalan Jalan
11 Juta Orang Indonesia Liburan ke Luar Negeri, Jokowi: Banyak Devisa Terbuang ke Negara Lain

11 Juta Orang Indonesia Liburan ke Luar Negeri, Jokowi: Banyak Devisa Terbuang ke Negara Lain

Travel Update
Pengalaman Keliling Museum Basoeki Abdullah, Tempat Berkarya hingga Akhir Hayatnya

Pengalaman Keliling Museum Basoeki Abdullah, Tempat Berkarya hingga Akhir Hayatnya

Jalan Jalan
Cara ke Hutan Kota GBK Naik MRT, KRL, dan Transjakarta

Cara ke Hutan Kota GBK Naik MRT, KRL, dan Transjakarta

Travel Tips
Meriahkan Ramadhan 2023, Supermal Karawaci Gelar Sejumlah Program untuk Pengunjung

Meriahkan Ramadhan 2023, Supermal Karawaci Gelar Sejumlah Program untuk Pengunjung

Travel Update
Panduan Lengkap ke Banyuwangi Park: Tiket Masuk hingga Aktivitas

Panduan Lengkap ke Banyuwangi Park: Tiket Masuk hingga Aktivitas

Travel Tips
Toilet Berusia 118 Tahun Jadi Tempat Wisata Baru di Paris

Toilet Berusia 118 Tahun Jadi Tempat Wisata Baru di Paris

Jalan Jalan
Mesir Terapkan Multiple Entry Visa 5 Tahun, Biaya mulai Rp 10 Juta

Mesir Terapkan Multiple Entry Visa 5 Tahun, Biaya mulai Rp 10 Juta

Travel Update
Taman Suropati di Jakarta: Jam Buka dan Syarat Berkunjung

Taman Suropati di Jakarta: Jam Buka dan Syarat Berkunjung

Travel Tips
Cara Mengajukan Bebas Visa Jepang 2023, Online dan Offline

Cara Mengajukan Bebas Visa Jepang 2023, Online dan Offline

Travel Tips
Panduan Transportasi ke Banyuwangi Park, Dekat dari Stasiun

Panduan Transportasi ke Banyuwangi Park, Dekat dari Stasiun

Travel Tips
Pameran Artefak Nabi Muhammad di Jakarta, Lihat Rambut dan Keringatnya

Pameran Artefak Nabi Muhammad di Jakarta, Lihat Rambut dan Keringatnya

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+