Setelah gempa tersebut, langit Jepang dipenuhi oleh asap dan abu berminggu-minggu lamanya. Kualitas udara juga turun hingga berbulan-bulan.
Masker wajah tidak lagi disimpan di tempat penyimpanan dan menjadi aksesoris khas pinggiran jalan Tokyo dan Yokohama.
Epidemi flu global kedua pada 1934 membuat hubungan Jepang dan penggunaan masker menjadi semakin erat. Sebab, masker menjadi sering digunakan selama bulan-bulan musim dingin.
Terlebih lagi karena masyarakat Jepang menjaga kesopanan sosial sehingga bila sedang batuk dan pilek berusaha menghindari penularan virus ke orang lain.
Selanjutnya pada tahun 1950an, industrialisasi di Jepang seusai Perang Dunia II membuat polusi udara semakin marak.
Pohon cedar yang kaya akan serbuk sari juga mengalami pertumbuhan yang subur karena adanya peningkatan karbondioksida.
Menggunakan masker pun sudah tidak lagi karena pengaruh musiman tetapi menjadi sebuah kebiasaan sepanjang tahun.
Saat ini, konsumen Jepang membeli 230 juta dolar AS masker bedah setahun, setara dengan Rp 3 triliun.
Beberapa negara tetangga yang mengalami masalah polusi parah seperti China dan Korea juga telah mengadopsi kebiasaan tersebut.
Kendati polusi dan penyakit yang ditularkan melalui udara ada dimana-mana, namun terdapat alasan filosofi yang mendasar. K
etiga negara tersebut dipengaruhi oleh Taoisme dan ajaran kesehatan pengobatan tradisional China.
Kedua hal tersebut dipandang sebagai elemen sentral kesehatan yang baik. Seorang praktisi bersertifikat akupunktur dan obat herbal di Los Angeles bernama Michelle M. Ching mengatakan bahwa “Qi” merupakan konsep sentral di kosmologi China.
Konsep yang juga menjadi sentral dalam fisiologi tersebut umumnya memiliki kaitan dengan energi dan uap.
“Qi memiliki banyak arti dalam bahasa China termasuk udara (kong qi), atmosfer (qi fen), dan bau (qi wei). Hal ini mungkin alasan lain mengapa masker sangat diperlukan di China,” tutur Ching, mengutip Quartz.
“Kekatan (li qi) dan patogen (xie qi). Saat qi dalam tubuh habis atau gerakannya berubah, rasa sakit dan penyakit akan berkembang. Bernafas menjadi sangat penting untuk menjaga qi dalam tubuh,” tambahnya.