Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Jepang, China, dan Korea Sering Pakai Masker, Ternyata Ini Alasannya...

Kompas.com - 02/04/2020, 19:34 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber Quartz

Sementara itu, masuknya “feng” atau angin berbahaya dianggap sebagai yang paling kuat dan umum dalam penyakit yang disebabkan oleh “Enam Penyebab Eksternal” dalam dunia pengobatan tradisional China.

Berbicara mengenai angin, Ching menuturkan bahwa angin dapat menghembuskan pintu hingga terbuka, meniupkan udara dingin dari air ke daratan sekitarnya, atau menghembuskan api dari satu bagian hutan ke bagian lainnya.

“Analogi pintu berkaitan dengan pemahaman obat tradisional China terhadap bagaimana paparan angin dapat melemahkan pertahanan tubuh manusia,” tutur Ching.

Sebagai gambaran yang lebih jelas, Asia Timur memiliki banyak mitos seputar udara dan angin.

Mitos paling terkenal adalah ketakutan untuk tidur di ruangan yang memiliki kipas angin listrik yang menyala.

Kepercayaan tersebut berasal dari Korea. Bahkan, di sana terdapat fobia kematian karena kipas angin yang hingga saat ini masih ada.

Di Asia Timur, kecenderungan mengenakan masker untuk mencegah paparan udara buruk merupakan sesuatu yang mendahului teori kuman penyakit dan meluas ke dasar budaya Asia Timur.

Masker di masa modern berubah menjadi dinding sosial

Beberapa penelitian menemukan bahwa di antara banyaknya anak muda di Jepang, masker telah berevolusi menjadi sebuah dinding sosial.

Anak muda yang sehat sekarang juga mengenakan masker bersamaan dengan headset. Hal ini dilakukan sebagai penanda bahwa mereka tidak ingin berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Hal ini juga berlaku bagi para wanita muda yang berusaha untuk menghindar dari pelecehan di transportasi umum. Masker juga dianggap memberikan sebuah anonimitas.

Selain itu, masker juga telah menjadi elemen gaya khas Asia Timur. Di Jepang, masker bedah dengan desain unik atau gambar lucu berlisensi dapat dibeli di setiap sudut toko.

Sementara di China Fashion Week, seorang desainer bernama Yin Peng meluncurkan “smog couture”, koleksi pakaian yang dipasangkan dengan berbagai macam masker. Salah satunya ventilator menyerupai topeng Darth Vader.

Penggunaan masker di tengah wabah virus corona

Masker bedah, masker kain, dan masker n95 digunakan oleh sebagian masyarakat dunia untuk mencegah virus corona.

Kendati masker kain bisa digunakan untuk mencegah virus corona, masyarakat tetap diimbau untuk menjaga jarak aman 1 – 2 meter.

Dalam membuatnya, masker bisa kamu jahit dengan pola yang menutupi hidung dan mulut menggunakan bahan kaus. Semakin tebal kainnya makan efektivitas akan semakin baik.

“Coba pikirkan untuk menggunakan kaus katun tebal atau kain tebal,” kata seorang ilmuwan Virginia Tech yang juga pakar dalam penularan virus di udara, Linsey Marr, mengutip Kompas.com.

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Amankah Pakai Masker Kain Buatan Sendiri?

Kamu juga bisa menggunakan tiga kain bandana yang dilipat terlebih dahulu sebelum digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Quartz
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com