Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penumpang Kapal Pesiar Lebih Rentan Terpapar Virus Corona Dibanding Penumpang Pesawat?

Kompas.com - 04/04/2020, 12:01 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber CNN

Menurutnya, hal itu tidak bermasalah, namun filter di kapal pesiar ternyata tidak menghalangi virus.

Chen mengatakan, sistem ventilasi mungkin telah menyebarkan virus dari satu kabin ke kabin lainnya.

Baca juga: Festival Seni Terbesar Bali Ditiadakan, Demi Cegah Penyebaran Corona

 

Prosesnya dengan sirkulasi ulang udara yang terkontaminasi dan mengandung butiran-butiran kecil dari bersin atau batuk penumpang.

Menurut penelitian Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, virus corona dapat bertahan hingga tiga jam pada tetesan yang disebut aerosol bahkan tiga hari pada permukaan seperti plastik atau logam.

Chen berpendapat beberapa infeksi seperti yang terjadi di Kapal Pesiar Diamond Princess disebabkan hal tersebut.

Baca juga: Virus Corona Bermutasi di Diamond Princess, Ini Karakteristik Barunya

"Solusi tercepat adalah mengubah semua filter menjadi HEPA, dan saya percaya itu bisa dilakukan dengan mudah," jelasnya.

Kejadian Diamond Princess telah mengajarkan bagaimana virus corona menyebar di kapal pesiar.

Mengutip CNN, dari 3.711 penumpang dan awak di atas kapal, lebih dari 700 terinfeksi selama karantina 14 hari yang diberlakukan di kapal oleh otoritas Jepang pelabuhan Yokohama.

Skenario menunjukan jika semua orang dievakuasi segera setelah menemukan wabah, maka hanya 76 orang yang terinfeksi.

Namun jika karantina tidak diatur dan semua orang dibiarkan begitu saja dalam kapal, maka hampir 3.000 orang bisa tertular.

Penumpang menunggu kendaraan setelah meninggalkan kapal pesiar Diamond Princess yang terkena virus korona baru yang sedang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, selatan Tokyo, Jepang, Kamis (20/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/wsj/cfoANTARA FOTO/REUTERS/KIM KYUNG-HOON Penumpang menunggu kendaraan setelah meninggalkan kapal pesiar Diamond Princess yang terkena virus korona baru yang sedang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, selatan Tokyo, Jepang, Kamis (20/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/wsj/cfo

"Karantina berhasil, ini penting dikatakan. Namun, kalau dipikir akan lebih baik untuk segera mengungsi. Jelas, ini semua terjadi ketika kita masih belajar tentang Covid-19," jelas pemimpin penelitian wabah di kapal pesiar, Annelies Wilder Smith.

"Ini jadi pelajaran bahwa ketika ada wabah di kapal pesiar, sebaiknya semua orang harus diungsikan atau dibawa keluar," lanjutnya.

Ia mengatakan kapal pesiar memang unik karena semua adalah ruang terbatas di mana orang yang sama terus menerus berbaur.

Baca juga: Curhat 50 Restoran Terbaik di Asia Saat Krisis akibat Pandemi Virus Corona

"Tidak seperti pesawat terbang, kapal pesiar adalah inkubator besar penyakit. Satu kasus dapat memicu wabah," ujarnya.

Ia menutup pembicaraan dengan bertanya pada masyarakat terkait kepercayaan terhadap kapal pesiar. Industri ini mungkin memiliki masalah untuk tahun depan karena pandemi virus corona. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com