Adapun beberapa sektor yang dimaksud adalah perawatan kesehatan, perawatan lanjut usia dan penyandang disabilitas, perawatan anak, pertanian, dan pemrosesan makanan.
"Jika mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menunjang diri sendiri hingga 6 bulan ke depan, maka mereka harus tinggalkan negara ini," kata Tudge.
Baca juga: Emirates dan Etihad Mulai Buka Pemesanan Penerbangan Repatriasi
Banyak backpacker yang mengeluhkan pembatasan ketat tersebut yang membuat mereka tidak dapat mencari pekerjaan dan menunjang diri sendiri.
Banyak juga yang telah dihentikan agar tidak bepergian mengelilingi Australia di tengah pembatasan akibat virus corona.
Sementara itu, kondisi di beberapa hostel dan rumah singgah juga mengalami penurunan akibat aturan jarak sosial.
Saat ini, sebanyak 565.000 pelajar internasional di Australia menyumbang 19,4 miliar dolar AS pada ekonomi negara tersebut. Angka tersebut setara dengan Rp 317 triliun.
Hal ini membuat sektor tersebut menjadi sektor ekspor terbesar ketiga setelah besi dan batubara, serta mendukung lebih kurang 250.000 pekerjaan.
Baca juga: Sempat Ditangguhkan, Penerbangan Emirates akan Beroperasi Kembali
Mereka dianjurkan untuk bergantung pada dukungan keluarga, pekerjaan paruh waktu saat tersedia, dan tabungan mereka sendiri untuk bertahan di Australia selama krisis ekonomi akibat virus corona.
Pelajar yang berada dalam kesulitan keuangan dapat mengakses dana pensiun mereka. Sementara beberapa dari mereka akan mendapatkan dukungan keuangan dari penyedia pendidikan internasional.
Kemudian sebagian lagi akan memiliki beberapa fleksibilitas dalam kondisi visa mereka seperti menghadiri kelas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.