“Di Jepang udaranya bersih. Mereka pakai masker lebih ke soal virus. Negara mereka kan kecil. Kalau ada satu orang sakit lalu menular, cepat sekali penularan di satu negara,” kata Erwin.
Selain itu, masker juga sering digunakan oleh mereka yang tinggal di perkotaan dan menggunakan transportasi publik. Baik itu kereta maupun bus.
Sebagai gambaran, Erwin memberikan contoh masyarakat Indonesia yang mengenakan masker saat mengendarai kereta.
“Itu kan dalam satu gerbong campur aduk manusianya. Nafas orang bercampur sana sini, kita kan tidak tahu mana yang sakit atau sehat. Sehingga lambat laun, kebiasaan pakai masker sudah jadi suatu kebutuhan primer orang jepang,” ujar Erwin.
Tidak hanya itu, mereka juga mengenakan masker karena mereka tidak suka lingkungannya terganggu.
Pemandangan masyarakat Jepang mengenakan masker, memakai headset, dan membaca buku di transportasi publik merupakan sesuatu yang sudah biasa.
Terkait masker sebagai kebutuhan primer, Erwin mengatakan saat ini di Jepang banyak terlihat masker yang telah dimodifikasi dan memiliki desain lucu nan unik untuk menarik perhatian orang.
“Masker yang ada wewangian sudah banyak. Biasanya di jual di apotek atau toko-toko pinggir jalan. Di Apotek itu tidak hanya masker medis, tapi juga masker medis yang sudah didesain fashionable,” tutur Erwin.
Penggunaan masker merata di setiap kalangan masyarakat Jepang, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Kendati demikian, Erwin mengatakan bahwa masker lebih banyak digunakan di daerah perkotaan saja ketimbang perkotaan kecil maupun pedesaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.