Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Padati Pegunungan di China di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 06/04/2020, 10:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber SCMP

 

Cowling menuturkan, dia tidak akan terkejut jika sebagian besar negara lanjut melarang pertemuan massal sepanjang tahun 2020.

Dia menambahkan, pemeriksaan suhu tubuh di pintu-pintu masuk merupakan ide yang bagus. Namun hal tersebut mungkin tidak cukup untuk melindungi pengunjung.

Baca juga: Mengenal Wedang Ronde, Minuman Tradisional dari China

Menurut tokoh-tokoh pemerintahan, Provinsi Anhui yang berbagi perbatasan barat mereka dengan Provinsi Hubei, pusat awal penyebaran vwabah, terakhir melaporkan adanya infeksi baru pada 27 Februari 2020.

Provinsi tersebut melaporkan total 990 kasus virus corona termasuk kematian 6 orang.

Sektor-sektor pariwisata dan kebudayaan di China termasuk yang paling terkena dampak wabah tersebut.

Baca juga: Update Wabah Virus Corona, Gantian China Larang Kedatangan Turis Asing

Jin Mao Tower, Shanghai Tower, dan Shanghai World Financial Center terlihat dari IFC Hotel, terdapat 990 gedung pencakar langit di Shanghai, China (13/8/2015).SHUTTERSTOCK/PAVEL L PHOTO AND VIDEO Jin Mao Tower, Shanghai Tower, dan Shanghai World Financial Center terlihat dari IFC Hotel, terdapat 990 gedung pencakar langit di Shanghai, China (13/8/2015).
Sejumlah tempat wisata populer di Shanghai, termasuk Shanghai Oriental Pearl Tower dan Shanghai Jinmao Tower, harus ditutup kembali pekan lalu setelah dibuka kembali selama dua pekan.

Presiden China Tourism Academy, Dai Bin, mengatakan dalam sebuah forum pada Februari lalu, dia memperkirakan pariwisata domestik akan mengalami penurunan sebanyak 56 persen pada kuartal pertama.

Baca juga: Disneyland Shanghai Masih Tutup Sementara, Hanya Area Ini yang Buka

Sementara untuk keseluruhan tahun, pariwisata domestik diperkirakan akan mengalami penuruna sebanyak 15,5 persen.

Dai memperkirakan, hilangnya pemasukan tahunan dari pariwisata dapat mencapai 169 miliar dolar AS tahun ini, setara dengan Rp 2 triliun.

China Tourism Academy adalah sebuah lembaga penelitian di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com