Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Teripang Mahal? Harganya Capai Rp 50 Juta Per Kilogram

Kompas.com - 06/04/2020, 12:03 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

Kandungan kimia tersebut dipakai orang Asia untuk merawat permasalahan sendi selama berabad-abad.

Sementara itu, orang Eropa menggunakannya untuk mengobati penyakit kanker tertentu dan mengurangi pembekuan darah.

Adanya permintaan teripang di Asia untuk hidangan makanan serta di Barat untuk perusahaan farmasi membuat sejumlah negara berlomba-lomba menjajakan teripang lokal mereka.

Panen teripang

Konsumsi teripang berkembang ke negara lain. Pada 1996-2011 saja, jumlah negara yang ekspor hewan ini meningkat dari 35 menjadi 83.

Namun, tak semudah itu mendapatkan maupun memanen teripang. Misalnya saja di Yucatan, Meksiko, di mana hasil panen menurun sebanyak 95 persen di antara 2012 dan 2014.

Ilustrasi penyelam di Yucatan,Meksiko. PIXABAY/JHOVANI SERRALTA Ilustrasi penyelam di Yucatan,Meksiko.

Semakin sering teripang dipanen, maka ia menjadi tambah langka dan harganya pun meningkat.

Harga rata-ratanya di dunia meningkat sebanyak 17 persen pada 2011 dan 2016. Semakin langka teripang, maka penyelam harus menyelam lebih dalam untuk menemukannya.

Sementara menyelami lautan makin dalam, dapat membahayakan nyawa penyelam.

Menyelam pertaruhkan nyawa demi teripang

Demi mendapatkan teripang, sebagian orang menyelam tanpa melakukan latihan terlebih dahulu.

Di beberapa negara tropis, orang-orang yang menyelam dapat terkena serangan lumpuh akibat dari tekanan dalam air laut.

Per Januari 2019, setidaknya terdapat 40 penyelam di Yucatan yang mati saat mencari teripang. Namun, tingginya permintaan membuat sebagian orang mengabaikan keselamatan mereka.

7 dari 70 jenis teripang yang diburu telah menjadi langka. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya perekonomian setempat.

Orang-orang terus memburu teripang yang langka sebab larva makhluk ini kerap kali mati sebelum tumbuh dewasa.

Sementara larva timun laut yang berhasil bertahan hidup membutuhkan waktu 2 sampai 6 tahun untuk tumbuh agar bisa dijual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com