Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Nekat Makan Daging Anjing dan Kucing di Shenzhen China

Kompas.com - 06/04/2020, 13:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber BBC,Reuters


JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Shenzhen di China mengeluarkan kebijakan larangan mengonsumsi daging anjing dan kucing yang berlaku mulai 1 Mei 2020.

Baca juga: Wisatawan Padati Pegunungan di China di Tengah Wabah Virus Corona

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat tersebut dikeluarkan atas dugaan adanya hubungan munculnya wabah virus corona ( Covid-19 ) dengan konsumsi daging hewan liar.

Melansir Reuters, para ilmuwan menduga virus corona ditularkan dari hewan ke manusia. Hal tersebut berdasarkan temuan awal di mana orang-orang terpapar virus dari pasar satwa liar di Wuhan.

Baca juga: Merak Sampai Kelelawar, Kuliner Ekstrem dari Pasar Wuhan yang Diduga Sumber Virus Corona

Kota pertama di China yang larang konsumsi daging anjing dan kucing

Dengan adanya kebijakan tersebut, menjadikan Shenzhen kota pertama di China yang berlakukan larangan mengonsumsi daging anjing dan kucing.

"Anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan telah menjalin hubungan yang dekat dengan manusia daripada semua hewan lain. Melarang konsumsi anjing dan kucing serta hewan peliharaan lainnya adalah praktik umum di negara-negara maju seperti Hong Kong dan Taiwan," kata pemerintah kota yang diposting pada Rabu (1/4/2020) seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, badan legislatif China telah mengatakan larangan perdagangan dan konsumsi hewan liar pada akhir Februari 2020.

Pemerintah Provinsi dan kota di seluruh negeri telah bergerak untuk menegakkan keputusan tersebut. Namun Shenzhen yang paling utama memperluas larangan itu.

Kendaraan dari petugas otoritas kesehatan Wuhan meninggalkan pasar ikan di Kota Wuhan, China, yang ditutup terkait dugaan sebagai lokasi awal merebaknya virus misterius di negara itu, Sabtu (11/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.AFP/NOEL CELIS Kendaraan dari petugas otoritas kesehatan Wuhan meninggalkan pasar ikan di Kota Wuhan, China, yang ditutup terkait dugaan sebagai lokasi awal merebaknya virus misterius di negara itu, Sabtu (11/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.

Sekadar informasi, daging anjing khususnya, kerap disantap di beberapa bagian Asia.

Seorang pejabat dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Shenzhen Liu Jianping mengatakan bahwa unggas, ternak, dan makanan laut yang tersedia sudah cukup bagi masyarakat.

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa satwa liar lebih bergizi daripada unggas dan ternak," ujar Liu kepada Shenzhen Daily, mengutip Reuters.

Jauh sebelum larangan makan daging anjing dan kucing, Shenzhen juga pertama kali mengusulkan pada akhir Februari tentang larangan mengonsumsi kura-kura dan katak.
Keduanya diketahui merupakan hidangan umum di selatan China.

Namun, pemerintah kota mengakui pada minggu ini bahwa telah terjadi kontroversi yang akhirnya memutuskan daging kura-kura dan katak dapat dikonsumsi.

Sementara itu, gagasan menghentikan makan satwa liar ini telah mendapat pujian dari kelompok pencinta hewan.

"Shenzhen adalah kota pertama di dunia yang menganggap serius pelajaran dari pandemi ini dan membuat perubahan yang diperlukan untuk menghindari pandemi lain," kata Teresa M. Telecky, wakil presiden departemen satwa liar untuk Humane Society International (HSI).

"Langkah berani Shenzhen untuk menghentikan perdagangan dan konsumsi satwa liar ini adalah model yang ditiru oleh pemerintah di seluruh dunia," lanjutnya.

Pemandangan pusat kota Shenzhen, China. Tahun ini, sebanyak 14 gedung pencakar langit baru selesai dibangun di kota ini.Shutterstock Pemandangan pusat kota Shenzhen, China. Tahun ini, sebanyak 14 gedung pencakar langit baru selesai dibangun di kota ini.

Halaman:
Baca tentang
Sumber BBC,Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com