JAKARTA, KOMPAS.com - Perancis mengumumkan bergabung dengan anggota Schengen lain dalam memperkenalkan kontrol perbatasan internal untuk melawan pandemi virus corona.
Melansir Schengen Visa Info, kini Perancis mengambil langkah lebih jauh dengan mengumumkan akan mempertahankan kontrol perbatasan selama tujuh bulan.
Sementara anggota Uni Eropa lain hanya memberlakukan kontrol perbatasan internal selama 20 hari dan memperpanjang 20 hari lagi.
Menurut Komisi Eropa, Perancis memutuskan untuk memperluas kontrol perbatasannya dari 31 Oktober 2019 - 31 Oktober 2020 karena beberapa alasan.
Baca juga: Imbas Wabah Corona, Paspor Uni Eropa Tak Sekuat Sebelumnya?
Selain virus corona, kontro perbatasan Perancis disebutkan juga terjadi karena ancaman teroris, peristiwa politik, gerakan pengungsi (secondary movement), dan perbatasan internal.
Presiden Perancis Emanuel Macron sempat mengamuk kepada para pemimpin Uni Eropa saat video konfrensi bersama terkain Covid-19.
Ia mengamuk karena pemimpin Uni Eropa membuka kontrol perbatasan internal sementara pada akhir Maret 2020 secara sepihak.
Ia memperingatkan bahwa hal ini mungkin dapat menjadi akhir dari wilayah Schengen.
Presiden Macron memperingatkan bahwa proyek utama Uni Eropa, termasuk wilayah tanpa perbatasan dapat berada dalam bahaya jika tidak ada solidaritas antar negara Uni Eropa.
"Apa yang dipertaruhkan adalah keberlangsungan proyek Eropa dan risiko yang kita hadapi adalah kematian Schengen," kata Macron selama video konferensi seperti dikutip Schengen Visa Info.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.