JAKARTA, KOMPAS.com - 8 April ditetapkan sebagai Hari Hachiko. Hari tersebut didedikasikan untuk anjing jenis akita, bernama Hachiko yang setia menunggu tuannya setiap hari di Stasiun Shibuya walaupun tuannya sudah tiada selama 10 tahun.
Baca juga: Cerita Taman Hiburan di Jepang: Tutup, tapi Bersiap Sambut Pengunjung
Kisah klasik ini sudah sering diceritakan turun temurun di masyarakat Jepang bahkan dunia.
Dilansir dari Atlas Obscura, Hachiko, anjing ras akita yang berwarna coklat keemasan ini dikagumi dalam budaya populer Jepang dan sebagai contoh kesetiaan serta ketekunan.
Kisah Hachiko berawal dari dirinya yang masih bayi diadopsi oleh Profesor Ueno. Ia adalah ilmuwan pertanian yang mengajar di Universitas Tokyo, ia dipandang sebagai orang yang sangat terhormat.
Baca juga: Alasan Orang Jepang Sering Pakai Masker, Salah Satunya Hindari Serbuk Bunga
Saat hendak berangkat bekerja, setiap pagi Hachiko selalu mengantar tuannya yang naik kereta dari Stasiun Shibuya, Tokyo.
Jika hari sudah petang ia akan berjalan dengan sendirinya menjemput Profesor Ueno yang tiba di Stasiun Shibuya.
Selama dua tahun, hubungan Hachi dan Profesor Ueno sangat dekat. Rutininas antar jemput tuannya terus ia lakukan dan tidak pernah absen.
Dalam Hachiko Monogatari, film yang mengangkat kisah hidup Hachiko ini menggambarkan bagaimana kedekatan anjing itu dengan Profesor Ueno.
Digambarkan dalam film, mereka sering manghabiskan waktu bersama. Ada satu adegan di mana saat malam hari hujan badai datang, Profesor Ueno memanggil Hachiko dan mengajaknya tidur bersama di ruang tamu agar tidak kehujanan.
Mereka juga sering menghabisakan waktu dengan berjalan-jalan bersama menyusuri desa. Tak jarang Profesor Ueno memandikan Hachiko.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.