Pada 21 Mei 1925, Hachiko tidak melihat majikannya datang saat kereta di Stasiun Shibuya tiba sore itu. Ternyata, saat berada di kampus Profesor Ueno mengalami stroke dan meninggal dunia.
Hachiko menunggu hingga keesokan harinya. Saat berada di rumah duka tidak ada cara untuk memberi tahu anjing malang itu apa yang terjadi dengan tuannya.
Profesor itu meninggal karena stroke dan tidak akan pernah turun dari kereta.
Setelah kepergian Profesor Ueno, keluarganya memutuskan untuk pindah dan menjual rumahnya.
Hachiko pun harus dititipkan kepada kerabat Profesor Ueno, tapi kerabatnya juga meninggal dan Hachiko tidak memiliki tempat tinggal. Ia pun memilih untuk tetap menunggu Profesor Ueno pulang.
Setiap sore Hachiko sering kali terlihat berdiri di depan pintu keluar Stasiun Shibuya. Ia duduk dan berharap bisa bertemu kembali dengan majikannya.
Selama 9 tahun Hachiko rela menunggu di Stasiun Shibuya. Komuter dan karyawan stasiun memberinya makanan dan menemaninya.
Kisahnya terdengat sampai ke luar kota dan menarik media Jepang saat itu untuk memberitakan kisah pilu dari Hachiko.
Ia menjadi perbincangan selama bertahun-tahun, Hachiko akhirnya meninggal karena komplikasi kanker dan cacing dalam tubuhnya pada 1935.
Setelah ia meninggal kisahnya dicantumkan dan dikaryakan dalam buku, film, puisi, pertunjukan seni, dan masih banyak lagi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.