Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Hachiko, Menyelisik Kisah Anjing Setia di Jepang

Kompas.com - 09/04/2020, 18:32 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - 8 April ditetapkan sebagai Hari Hachiko. Hari tersebut didedikasikan untuk anjing jenis akita, bernama Hachiko yang setia menunggu tuannya setiap hari di Stasiun Shibuya walaupun tuannya sudah tiada selama 10 tahun.

Baca juga: Cerita Taman Hiburan di Jepang: Tutup, tapi Bersiap Sambut Pengunjung

Kisah klasik ini sudah sering diceritakan turun temurun di masyarakat Jepang bahkan dunia.

Dilansir dari Atlas Obscura, Hachiko, anjing ras akita yang berwarna coklat keemasan ini dikagumi dalam budaya populer Jepang dan sebagai contoh kesetiaan serta ketekunan.

Kisah Hachiko berawal dari dirinya yang masih bayi diadopsi oleh Profesor Ueno. Ia adalah ilmuwan pertanian yang mengajar di Universitas Tokyo, ia dipandang sebagai orang yang sangat terhormat.

Baca juga: Alasan Orang Jepang Sering Pakai Masker, Salah Satunya Hindari Serbuk Bunga

Saat hendak berangkat bekerja, setiap pagi Hachiko selalu mengantar tuannya yang naik kereta dari Stasiun Shibuya, Tokyo.

Jika hari sudah petang ia akan berjalan dengan sendirinya menjemput Profesor Ueno yang tiba di Stasiun Shibuya.

Stasiun Shibuya Tokyo Metro.SHUTTERSTOCK Stasiun Shibuya Tokyo Metro.

Hachiko dan Profesor Ueno

Selama dua tahun, hubungan Hachi dan Profesor Ueno sangat dekat. Rutininas antar jemput tuannya terus ia lakukan dan tidak pernah absen.

Dalam Hachiko Monogatari, film yang mengangkat kisah hidup Hachiko ini menggambarkan bagaimana kedekatan anjing itu dengan Profesor Ueno.

Digambarkan dalam film, mereka sering manghabiskan waktu bersama. Ada satu adegan di mana saat malam hari hujan badai datang, Profesor Ueno memanggil Hachiko dan mengajaknya tidur bersama di ruang tamu agar tidak kehujanan.

Mereka juga sering menghabisakan waktu dengan berjalan-jalan bersama menyusuri desa. Tak jarang Profesor Ueno memandikan Hachiko.

Kisah sedih Hachiko

Pada 21 Mei 1925, Hachiko tidak melihat majikannya datang saat kereta di Stasiun Shibuya tiba sore itu. Ternyata, saat berada di kampus Profesor Ueno mengalami stroke dan meninggal dunia.

Hachiko menunggu hingga keesokan harinya. Saat berada di rumah duka tidak ada cara untuk memberi tahu anjing malang itu apa yang terjadi dengan tuannya.

Profesor itu meninggal karena stroke dan tidak akan pernah turun dari kereta.

Setelah kepergian Profesor Ueno, keluarganya memutuskan untuk pindah dan menjual rumahnya.

Hachiko pun harus dititipkan kepada kerabat Profesor Ueno, tapi kerabatnya juga meninggal dan Hachiko tidak memiliki tempat tinggal. Ia pun memilih untuk tetap menunggu Profesor Ueno pulang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com