Kisah itu menarik hati para pembaca dan Hachi dengan cepat menjadi ikon publik.
Kata 'Ko' ditambahkan pada akhir nama Hachi untuk menunjukkan rasa hormat atas pengabdian dan kesetiaannya pada majikan.
Ia akhirnya menjadi dikenal dengan nama Hachiko. Kisah Hachiko bergema luar ke daerah-daerah Jepang, banyak orang yang terharu hingga terenyuh karena kisahnya.
Salah satunya adalah pemahat dan pembuat patung kenalan Saito bernama Teru Ando.
Ia membuat patung tersebut mulai tahun 1933. Patung perunggu Hachiko akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya.
Pada April 1934, anjing Hachi menyaksikan sendiri peresmian patung dirinya itu.
Patung perunggu itu pernah ikut dileburkan saat perang dunia ke dua. Patung asli itu dilelehkan hanya sehari sebelum perang berakhir.
Baca juga: Cerita Taman Hiburan di Jepang: Tutup, tapi Bersiap Sambut Pengunjung
Kabar yang beredar mengatakan bahwa logam itu digunakan untuk memproduksi suku cadang untuk lokomotif untuk jalur Tokaido.
Setelah perang, putra Ando si pemahat patung Hachiko bernama Takeshi, membangun patung baru.
Inilah patung Hachiko yang dapat dilihat sampai saat ini. Patung di Stasiun Odate tempat kelahiran Hachiko juga dilelehkan selama perang, tetapi sudah dibangun kembali pada 1967.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.