"Itu karena Malam Paskah merupakan yang paling panjang waktunya dalam satu tahun kalender Liturgi. Jadi bacaannya lebih banyak, simbol meriah dan beberapa ritual khusus yang hanya ada dalam perayaan itu," kata Romo Bayu.
Biasanya, gereja telah menyediakan lilin yang akan digunakan umat selama mengikuti ibadah atau misa Malam Paskah.
Lilin tersebut akan digunakan pada saat perarakan (awal ibadah).
Ada juga momen gereja akan membunyikan lonceng pada saat Madah Kemuliaan, salah satu tahapan dalam Misa atau Ekaristi.
Minggu Paskah merupakan akhir dari rangkaian perayaan Paskah, mulai dari Pra Paskah Rabu Abu hingga Pekan Suci.
Bayu mengatakan Minggu Paskah sama pentingnya seperti hari Minggu biasa ketika umat berdatangan ke gereja untuk beribadah.
"Minggu Paskah menjadi tanda untuk umat merenungkan kesengsaraan Tuhan sekaligus mengenangkan mengapa hari Minggu itu umat merayakan ibadah atau misa. Hal ini karena pada hari Minggu itulah, Yesus Kristus bangkit," jelasnya.
Kendati ibadah atau misa tak sepanjang Malam Paskah, namun hari raya ini sama pentingnya untuk diikuti oleh umat.
"Artinya umat harus mengikuti semua rangkaian Pekan Suci mulai dari Minggu Palma hingga Minggu Paskah," katanya.
Selain itu, Minggu Paskah juga menjadi momen anak-anak merasa senang karena dapat mengikuti lomba yang diadakan di gereja masing-masing.
Anak-anak akan mengikuti lomba seperti mencari telur paskah yang telah disebar di beberapa tempat sekitar gereja. Ada juga lomba menghias telur paskah.
Momen seperti ini tidak bisa dilakukan atau ditunda sementara waktu selama wabah virus corona masih terjadi.
Perayaan di atas adalah yang biasanya wajib diikuti umat dengan datang ke gereja masing-masing.
Namun, wabah virus corona menjadikan satu hal yang tidak seperti biasanya, umat diperbolehkan ibadah atau misa di rumah.
Baca juga: Menengok Pembuatan Ratusan Patung Yesus hingga Bunda Maria di Bantul, Ada yang Tingginya 180 Cm
Romo Bayu mencontohkan perbedaan jelas adalah ketika umat Katolik tidak bisa menerima hosti atau roti dalam agama Katolik yang disebut Tubuh Kristus.
"Pada masa ini, tak seperti biasanya, umat tidak bisa menerima Hosti atau Tubuh Kristus, namun ini menjadi kewajaran karena kita sedang berada di tengah situasi wabah," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.