Jumat Agung adalah hari yang identik dengan perayaan ibadah untuk mengenang penderitaan Yesus wafat di kayu salib.
"Sehingga suasananya adalah duka cita. Suasana yang berat, tragis, tetapi tidak melupakan rahmat dan karunia Allah," jelas Romo Bayu.
"Pada Jumat Agung, umat akan merenungkan bahwa wafat Yesus itu karena menebus dosa-dosa kita," lanjutnya.
Biasanya, ada momen tradisi umat Katolik mencium kaki Yesus di kayu salib saat Jumat Agung.
Namun, karena virus corona dan membuat tutupnya tempat ibadah termasuk gereja, tradisi ini tidak bisa dilakukan di gereja.
Baca juga: Paus Pimpin Doa dari Vatikan Jumat Tengah Malam, Umat Kristiani Diminta Bersatu Doakan Dunia
Hari Sabtu Suci atau Malam Paskah merupakan momen ketika Yesus bangkit dari wafat. Pada hari ini, rangkaian ibadah atau misa terasa lebih lama.
"Itu karena Malam Paskah merupakan yang paling panjang waktunya dalam satu tahun kalender Liturgi. Jadi bacaannya lebih banyak, simbol meriah dan beberapa ritual khusus yang hanya ada dalam perayaan itu," kata Romo Bayu.
Biasanya, gereja telah menyediakan lilin yang akan digunakan umat selama mengikuti ibadah atau misa Malam Paskah.
Lilin tersebut akan digunakan pada saat perarakan (awal ibadah).
Ada juga momen gereja akan membunyikan lonceng pada saat Madah Kemuliaan, salah satu tahapan dalam Misa atau Ekaristi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.