Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumat Agung dan Pekan Suci, Inilah Rangkaian Perayaan Paskah Umat Kristen dan Katolik

Kompas.com - 10/04/2020, 18:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebentar lagi, umat Kristen dan Katolik akan merayakan perayaan Hari Raya Paskah

Seorang pastor atau romo, pemuka agama Katolik bernama Paskalis Bayu Edvra yang saat ini melayani di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Sleman Yogyakarta menjelaskan apa saja rangkaian perayaan ini mulai dari Pra Paskah hingga Paskah.

"Persiapan Paskah atau Pra Paskah itu dibuka dengan hari Rabu Abu. Ini dimulai masa puasa atau pertobatan 40 hari," kata Romo Bayu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Tetap Ibadah dari Rumah, Ini Jadwal Pekan Suci Paskah 2020 di TV hingga Radio

Selama masa Pra Paskah ini, Romo Bayu menjelaskan umat Kristen atau Katolik akan menjalani puasa atau berpantang.

Usai berpuasa dan berpantang, pada Minggu kelima setelah Rabu Abu, umat Kristen akan memasuki masa sengsara.

Masa sengsara ini dalam ibadah atau misa diisi dengan bacaan yang merenungkan tentang kesengsaraan Yesus Kristus.

Jemaat GKJ Karangdowo memikul salib dalam prosesi jalan salib perayaan Paskah di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (30/3/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Jemaat GKJ Karangdowo memikul salib dalam prosesi jalan salib perayaan Paskah di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (30/3/2018).

Lanjut Bayu, pada Minggu terakhir, umat Kristen akan memasuki Pekan Suci yang dimulai dengan hari Minggu Palma hingga Minggu Paskah.

"Pekan Suci ini merupakan satu minggu yang memang dikhususkan untuk merenungkan penebusan Yesus Kristus di kayu salib," jelasnya.

Pekan Suci sendiri terdiri dari lima hari yang dikhususkan untuk ibadah atau misa untuk umat Kristen dan Katolik.

Baca juga: Cegah Covid-19, Kemenag Imbau Perayaan Paskah Dilakukan di Rumah

Lima hari tersebut dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci atau Malam Paskah, dan Minggu Paskah.

Berikut rangkaian tradisi perayaan Pra Paskah hingga Paskah umat Kristen atau Katolik yang telah Kompas.com rangkum sesuai penjelasan Romo Bayu: 

1. Rabu Abu

Rabu Abu merupakan tanda dimulainya masa Pra Paskah bagi umat Kristen dan Katolik. Pada masa ini, umat akan masuk dalam masa pertobatan dengan cara berpantang hingga berpuasa.

Pada hari Rabu Abu ini, umat akan datang ke Gereja dan diberikan tanda berupa abu di dahinya.

Hal tersebut menandakan umat siap untuk menyambut masa Pra Paskah dengan berpantang maupun berpuasa.

Baca juga: KWI Minta Umat Katolik Buat Gerakan Solidaritas Hadapi Pandemi Covid-19

Namun, ada peraturan tentang siapa yang boleh berpuasa dan berpantang. Aturannya umat yang sudah berusia di atas 14 tahun, boleh melakukan pantangan.

Sementara bagi umat yang berusia 18 hingga 60 tahun boleh menjalani puasa. Adapun puasa ini dilakukan setiap hari Rabu Abu dan Jumat Agung.

Namun, bagi umat yang ingin melakukan puasa selama 40 hari juga diperbolehkan dengan cara makan satu kali kenyang.

Warga melintas di depan pintu Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Warga melintas di depan pintu Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).

2. Minggu Palma

Hari Minggu Palma merupakan penanda dimulainya masa Pekan Suci umat Kristen dan Katolik.

Pada masa ini, umat akan beribadah dan merayakan perayaan mengenang Yesus disambut atau diarak memasuki Kota Yerusalem.

"Selain itu juga untuk merenungkan bahwa Yesus menebus kita dengan wafat dan bangkit," kata Romo Bayu.

Biasanya, umat akan membawa daun palma atau sudah tersedia di masing-masing gereja.

Ketika ibadah atau misa dimulai, umat akan memegang daun palma dan menggerakkannya untuk merenungkan kedatangan Yesus di Yerusalem.

Baca juga: Satu-satunya di Indonesia, Patung Bunda Maria dari Vatikan

3. Kamis Putih

Hari Kamis Putih ini merupakan tradisi merenungkan perjamuan Malam Terakhir Yesus Kristus.

Perjamuan malam ini juga menjadi penanda pertama kalinya perayaan Ekaristi atau Misa.

"Namun selain itu juga, Kamis Putih sebagai penanda Yesus memberikan pesan cinta kasih kepada kita semua. Dia mewariskan pesan pelayanan dengan membasuh kaki para Rasulnya," ujar Bayu.

Biasanya, pada perayaan normal, romo, uskup atau paus akan melakukan ritual pembasuhan kaki para umatnya dalam perayaan misa.

Pastor Eduardus Tanis, Pr sedang membasuh kaki 12 Rasul di Gereja Katolik Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Kamis, (18/4/2019). Kedua belas rasul yang mendapatkan tugas memakai kain songke dengan tradisi Tengge. Nuansa budaya ditampilkan saat perayaan Paska sekaligus melestarikan budaya tradisi Tengge kain songke di Flores Barat. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Pastor Eduardus Tanis, Pr sedang membasuh kaki 12 Rasul di Gereja Katolik Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Kamis, (18/4/2019). Kedua belas rasul yang mendapatkan tugas memakai kain songke dengan tradisi Tengge. Nuansa budaya ditampilkan saat perayaan Paska sekaligus melestarikan budaya tradisi Tengge kain songke di Flores Barat. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Namun, saat ini karena wabah virus corona, umat tidak dapat hadir ke gereja masing-masing dan menyaksikan tradisi pembasuhan kaki tersebut.

Setelah perayaan misa Kamis Putih, biasanya umat juga akan melakukan Tuguran atau berjaga bersama Yesus dalam kegelapan malam.

Tradisi Tuguran ini, umat akan menyanyikan lagu-lagu Kristen yang mengenangkan sengsara Yesus.

4. Jumat Agung

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Jumat Agung bukanlah perayaan Ekaristi atau Misa dalam umat Katolik.

Jumat Agung adalah hari yang identik dengan perayaan ibadah untuk mengenang penderitaan Yesus wafat di kayu salib.

"Sehingga suasananya adalah duka cita. Suasana yang berat, tragis, tetapi tidak melupakan rahmat dan karunia Allah," jelas Romo Bayu.

Perayaan Jumat Agung di Gereka Katedral Tiga Raja Timika, berlangsung sore tadi (29/3/2013) diikuti ribuan umat Katolik di Timika. Meski tanpa penjagaan aparat kepolisian perayaan tetap berlangsung aman dan khidmat.KOMPAS.COM/ALFIAN KARTONO Perayaan Jumat Agung di Gereka Katedral Tiga Raja Timika, berlangsung sore tadi (29/3/2013) diikuti ribuan umat Katolik di Timika. Meski tanpa penjagaan aparat kepolisian perayaan tetap berlangsung aman dan khidmat.

"Pada Jumat Agung, umat akan merenungkan bahwa wafat Yesus itu karena menebus dosa-dosa kita," lanjutnya.

Biasanya, ada momen tradisi umat Katolik mencium kaki Yesus di kayu salib saat Jumat Agung.

Namun, karena virus corona dan membuat tutupnya tempat ibadah termasuk gereja, tradisi ini tidak bisa dilakukan di gereja.

Baca juga: Paus Pimpin Doa dari Vatikan Jumat Tengah Malam, Umat Kristiani Diminta Bersatu Doakan Dunia

5. Sabtu Suci atau Malam Paskah

Hari Sabtu Suci atau Malam Paskah merupakan momen ketika Yesus bangkit dari wafat. Pada hari ini, rangkaian ibadah atau misa terasa lebih lama.

"Itu karena Malam Paskah merupakan yang paling panjang waktunya dalam satu tahun kalender Liturgi. Jadi bacaannya lebih banyak, simbol meriah dan beberapa ritual khusus yang hanya ada dalam perayaan itu," kata Romo Bayu.

Umat Katolik Sri Lanka berdoa di gereja St Anthony setelah dibuka sebagian untuk pertama kalinya sejak serangan Minggu Paskah di Kolombo pada 7 Mei 2019. (AFP/ISHARA S. KODIKARA)ISHARA S. KODIKARA Umat Katolik Sri Lanka berdoa di gereja St Anthony setelah dibuka sebagian untuk pertama kalinya sejak serangan Minggu Paskah di Kolombo pada 7 Mei 2019. (AFP/ISHARA S. KODIKARA)

Biasanya, gereja telah menyediakan lilin yang akan digunakan umat selama mengikuti ibadah atau misa Malam Paskah.

Lilin tersebut akan digunakan pada saat perarakan (awal ibadah).

Ada juga momen gereja akan membunyikan lonceng pada saat Madah Kemuliaan, salah satu tahapan dalam Misa atau Ekaristi.

6. Minggu Paskah

Minggu Paskah merupakan akhir dari rangkaian perayaan Paskah, mulai dari Pra Paskah Rabu Abu hingga Pekan Suci.

Bayu mengatakan Minggu Paskah sama pentingnya seperti hari Minggu biasa ketika umat berdatangan ke gereja untuk beribadah.

"Minggu Paskah menjadi tanda untuk umat merenungkan kesengsaraan Tuhan sekaligus mengenangkan mengapa hari Minggu itu umat merayakan ibadah atau misa. Hal ini karena pada hari Minggu itulah, Yesus Kristus bangkit," jelasnya.

Suasana saat salah satu pendeta membagikan telur Paskah kepada para jemaat dari GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat pada Minggu (27/3/2016). Ratusan jemaat dari kedua gereja tersebut terpaksa melakukan ibadah Paskah dilokasi tersebut karena Gereja mereka masih disegel oleh Pemerintah Daerah Bogor dan Pemerintah Daerah Bekasi. Akhdi martin pratama Suasana saat salah satu pendeta membagikan telur Paskah kepada para jemaat dari GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat pada Minggu (27/3/2016). Ratusan jemaat dari kedua gereja tersebut terpaksa melakukan ibadah Paskah dilokasi tersebut karena Gereja mereka masih disegel oleh Pemerintah Daerah Bogor dan Pemerintah Daerah Bekasi.

Kendati ibadah atau misa tak sepanjang Malam Paskah, namun hari raya ini sama pentingnya untuk diikuti oleh umat.

"Artinya umat harus mengikuti semua rangkaian Pekan Suci mulai dari Minggu Palma hingga Minggu Paskah," katanya.

Selain itu, Minggu Paskah juga menjadi momen anak-anak merasa senang karena dapat mengikuti lomba yang diadakan di gereja masing-masing.

Baca juga: Di Yerusalem Pemuka Agama Kristen, Yahudi, dan Islam Doa Bersama, Memohon Wabah Covid-19 Cepat Selesai

Anak-anak akan mengikuti lomba seperti mencari telur paskah yang telah disebar di beberapa tempat sekitar gereja. Ada juga lomba menghias telur paskah.

Momen seperti ini tidak bisa dilakukan atau ditunda sementara waktu selama wabah virus corona masih terjadi.

Suasana saat pemain tablo membawakan kisah penyaliban Yesus Kristus di Gereja Matius Pondok Aren, Tangerang, Jumat (14/4/2017). Peringatan sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib merupakan rangkaian perayaan Pekan Suci Paskah bagi umat Kristiani seluruh dunia.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana saat pemain tablo membawakan kisah penyaliban Yesus Kristus di Gereja Matius Pondok Aren, Tangerang, Jumat (14/4/2017). Peringatan sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib merupakan rangkaian perayaan Pekan Suci Paskah bagi umat Kristiani seluruh dunia.

Perayaan di atas adalah yang biasanya wajib diikuti umat dengan datang ke gereja masing-masing.

Namun, wabah virus corona menjadikan satu hal yang tidak seperti biasanya, umat diperbolehkan ibadah atau misa di rumah.

Baca juga: Menengok Pembuatan Ratusan Patung Yesus hingga Bunda Maria di Bantul, Ada yang Tingginya 180 Cm

Romo Bayu mencontohkan perbedaan jelas adalah ketika umat Katolik tidak bisa menerima hosti atau roti dalam agama Katolik yang disebut Tubuh Kristus.

"Pada masa ini, tak seperti biasanya, umat tidak bisa menerima Hosti atau Tubuh Kristus, namun ini menjadi kewajaran karena kita sedang berada di tengah situasi wabah," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com