KOMPAS.com – Mi instan terkenal akan kemudahannya untung diolah, dan proses masaknya yang tidak memakan waktu lama.
Di Indonesia, mi instan bisa dibilang makanan segala kalangan.
Kamu juga bisa menemukan produk mi instan dengan mudah, dari di warung pinggir jalan sampai restoran.
Namun, mi instan bukanlah produk yang baru muncul beberapa tahun belakangan. Jika menilik sejarahnya, ternyata mi instan sudah ada setelah Perang Dunia II berakhir.
Baca juga: 10 Mi Instan Terenak pada 2019, Salah Satunya Indomie Goreng
Menurut laman resmi World Instant Noodles Association, mi instan muncul di Jepang pada tahun 1958. Lebih kurang 10 tahun setelah Jepang kalah di Perang Dunia II.
Lantas, bagaimana sejarah terciptanya mi instan yang masih populer hingga kini?
Mengutip BBC, sebelum mi instan diciptakan, Jepang memiliki mi ramen tradisional yang terbuat dari gandum.
Biasanya, mi ramen tradisional tersebut dihidangkan dalam kuah kaldu yang dicampur dengan irisan daging atau tahu di atasnya.
Baca juga: 5 Cara Membuat Mi Instan Lebih Sehat dan Tetap Lezat
Aslinya, mi ramen tradisional yang dihidangkan dalam mangkuk merupakan makanan yang kerap dikonsumsi oleh para buruh di Jepang.
Kendati demikian, Perang Dunia II membuat penduduk Jepang yang selamat dari perang menjadi kelaparan dan mengubah segalanya.
Baca juga: Berapa Jumlah Konsumsi Mi Instan yang Direkomendasikan dalam Seminggu?
Seorang pengusaha asal Taiwan bernama Momofuku Ando dengan nama asli Wu Pai Fu, sukses merintis usaha di beberapa industri berbeda.
Namun bisnis Ando hancur ketika masa perang. Ando muda juga kerap keluar-masuk penjara, lantaran dituduh menipu dan menggelapkan uang.
Ando tidak menyerah, ia terus mencoba peruntungan di berbagai macam bidang usaha.
Kegigihan untuk membangun kembali reputasi dan kekayaannya membuat Ando dihubungi oleh Kementerian Pertanian Jepang 10 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
Baca juga: Daftar 10 Mi Instan Korea Paling Enak, Cocok Jadi Oleh-oleh
Mereka memberitahu Ando bahwa mereka ingin mendorong warga Jepang untuk mengonsumsi lebih banyak tepung gandum Amerika Serikat (AS).