Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuk-tuk Terkena Efek Corona, dari Angkut Wisatawan Jadi Antar Paket

Kompas.com - 13/04/2020, 10:39 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ikon Thailand, tuk tuk kini harus beralih fungsi. Tuk tuk yang dulu berfungsi sebagai transportasi wisatawan kini menjadi pengantar paket.

Dilansir dari Bangkok Post, moda transpotasi tuk tuk terkena imbas virus corona (Covid-19), salah satunya karena sepinya turis asing di Bangkok.

Oleh karena itu, beberapa sopir tuk tuk bersatu untuk menawarkan layanan pengiriman paket dengan harga terjangkau.

Baca juga: Tuk-tuk, Transportasi Mirip Delman di Angkor Wat Kamboja

Sekitar 50 pengemudi tuk tuk telah membentuk Tuk Tuk X dan mereka meluncurkan bisnis tersebut pada hari Selasa lalu tanggal 7 April lalu.

Pada akun resmi Facebooknya, mereka menawarkan pengiriman barang di Bangkok. Biayanya mulai 180 baht atau setara dengan Rp 86.000 per perjalanan dengan beberapa kali pemberhentian.

Syarat paket yang dapat diangkut adalah tidak lebih dari 90 sentimeter dan panjang 100cm, tetapi tidak ada batasan berat.

Selain itu, titik angkut harus berada dalam jarak 10 kilometer dari Victory Monument, Bangkok. Jam layanan adalah pukul 9 pagi hingga 6 sore.

"Kami telah menerima sekitar 40 panggilan sejauh ini," kata Kitichai Siraprapanurat, kepala eksekutif Navatas Hospitality, perusahaan yang mengelola Smiling Tuk Tuk, dikutip oleh Bangkok Post.

Smiling Tuk Tuk sering menawarkan perjalanan bagi wisatawan. Adapun beberapa pelanggan utama mereka adalah wisatawan asing dari Eropa, Korea Selatan, Hong Kong dan China.

Baca juga: Aktivitas Seru di Bangkok: Tur Malam Hari Naik Tuk Tuk

Biasanya pada bulan-bulan awal tahun seperti ini, tuk tuk ramai penumpang dari turis asing. Sebab pada musim seperti ini tingkat kunjungannya masih tinggi.

Namun tahun ini berbeda, karena pandemi corona, turis asing tidak bisa berpergian dan warga lokal harus tetap berada di rumah.

"Semua turis telah pergi setelah 15 Maret lalu," kata Kitichai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com