Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kemungkinan Visa Schengen Makin Sulit Didapat Setelah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 15/04/2020, 23:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perbatasan eksternal dari wilayah Schengen kemungkinan akan ditutup hingga September 2020.

Mengutip Schengen Visa Info, Selasa (14/4/2020), peringatan terbaru dari Presiden Perancis Emanuel Macron memadamkan harapan mereka yang berniat mengajukan permohonan visa Schengen selama periode tersebut.

European Commision telah menyerukan perpanjangan penutupan perbatasan hingga pertengahan Mei 2020.

Apabila perbatasan eksternal dilakukan sampai September 2020, maka warga negara non-Wilayah Ekonomi Eropa (non-EEA) dan pemegang izin tinggal tidak akan bisa melakukan perjalanan ke wilayah Schegen. 

Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Paspor Jepang Tak Sekuat Sebelumnya?

Disebutkan saat risiko pandemi virus corona berkurang, wilayah Schengen akan meminta dokumen tambahan terkait kesehatan pemohon visa.

Seorang petinggi EU telah mengonfirmasi hal tersebut.

“Ketika Perbatasan Schengen dibuka pada September, apabila hal tersebut terjadi, pemohon visa Schengen perlu menyerahkan tes virus corona yang hasilnya negatif," katanya melalui pertukaran email dengan Schengen Visa Info.

Ia menyebutkan tes virus corona harus diambil dalam dua pekan sebelum permohonan visa.

“Pelancong mungkin akan diminta untuk mengambil tes baru sebelum melakukan perjalanan ke wilayah Schengen untuk memastikan mereka tidak terinfeksi untuk sementara waktu,” jelasnya.

Baca juga: Bunga Sakura Tumbuh dengan Indah di Tengah Wabah Virus Corona

Seorang pria berdoa di katedral di Aachen, Jerman, Rabu (25/3/2020), saat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) masih terus berlanjut di negara tersebut.ANTARA FOTO/REUTERS/THILO SCHMUE Seorang pria berdoa di katedral di Aachen, Jerman, Rabu (25/3/2020), saat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) masih terus berlanjut di negara tersebut.

Dia juga mengatakan, para pemohon visa mungkin juga harus divaksin di masa depan saat vaksin sudah ditemukan. Terlebih jika virus corona tetap aktif.

Petinggi EU tersebut mengatakan bahwa pada masa lalu terdapat persyaratan yang serupa.

Persyaratan tersebut diberlakukan oleh beberapa negara anggota Schengen saat negara-negara terkena dampak flu babi dan virus Ebola.

Baca juga: Bagaimana Tren Wisatawan Setelah Pandemi Corona Berakhir?

Sementara itu, angka kasus virus corona di dunia hampir mencapai dua juta. Amerika Serikat (AS) merupakan negara terparah di dunia yang terdampak virus tersebut.

AS memiliki 588.465 kasus virus corona yang terdeteksi. Hal ini diikuti oleh empat anggota Schengen yaitu Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman.

Negara Schengen dengan angka kematian tertinggi adalah Italia, sementara angka kematian tertinggi per satu juta orang adalah San Marino.

San Marino merupakan negara yang memiliki 33.785 penduduk, terdapat 371 penduduk meninggal akibat virus corona. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com