Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Unik di Turki, Beri Belanjaan di Keranjang Gantung untuk Menolong Lansia

Kompas.com - 18/04/2020, 09:29 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turki memiliki tradisi unik dengan meletakkan bahan makanan atau belanjaan di keranjang milik para lansia.

Baca juga: Kasarli Mantarli Kofte, Hidangan Khas Turki yang Bisa Dimasak di Rumah

Basket tradition, merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Turki untuk membantu para lansia yang tinggal sendirian agar mendapatkan makanan dan bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari.

Bagaimana tradisi ini berjalan dan apakah perannya di tengah pandemi corona ( Covid-19 )? Berikut ulasan selengkapnya.

Lansia letakkan keranjang layaknya ayunan di jendela rumah

Dilansir dari Condé Nast Travelertradisi ini dimulai dari seorang lansia yang meletakkan daftar belanjaan dan uang di keranjang, dan meminta tetangga untuk membelanjakannya ke toko.

Ia akan menurunkan keranjangnya dari jendela rumah atau kamarnya dan tetangganya atau orang terdekatnya akan mengambil catatannya itu lalu membeli semua yang diperlukan.

Setelah kembali semua barang yang sudah terbeli akan dimasukan ke keranjang dan lansia itu lalu menariknya dengan segera.

Tradisi ini bisa dibilang sebagi upaya saling tolong menolong antar tetangga.

Cara lainnya, lansia akan menelpon pedagang keliling yang lewat atau memanggil petugas bakkal (toko kelontong), yang akan mengisi keranjang mereka dengan barang-barang yang biasa mereka bawa.

Ilustrasi bakkal (toko kelontong) di Turki. SHUTTERSTOCK/KORAYSA Ilustrasi bakkal (toko kelontong) di Turki.

Semua orang, termasuk tukang jagal, tukang roti, dan bahkan petani yang menjual dagangannya dengan gerobak yang ditarik kuda, sudah paham dan tahu apa yang harus dilakukan jika melihat keranjang dengan tali yang berada di pinggir jalan.

Mereka akan menaruh beberapa makanan dan bahan pokok dan lansia yang menerimakanya akan memberi uang ke dalam keranjang tersebut.

Selain itu driver pengiriman berbasis aplikasi juga menempatkan pesanan mereka di dalamnya.

Peran tradisi ini di tengah pandemi corona

Ilustrasi dua orang kakek sedang berada di rumah teh tradisional, Turki. SHUTTERSTOCK/DREAMER COMPANY Ilustrasi dua orang kakek sedang berada di rumah teh tradisional, Turki.

Seperti di kebanyakan tempat, virus corona secara khusus berdampak pada populasi lansia di Istanbul.

Turki sekarang memiliki tingkat kasus Covid-19 yang meningkat cepat di dunia.

Sekitar 75 persen pasien yang dirawat intensif berusia di atas 60 tahun. Kelompok usia yang sama mendominasi 80 persen kematian kasus corona di sana.

Akibatnya, para lansia di Turki, harus menetap terus di rumah pada akhir Maret.

Sekarang, siapa pun yang berusia di atas 65 tahun harus tinggal di rumah selama 24 jam / 7 hari.

Ilustrasi seorang nenek sedang duduk di beranda rumah di Eskisehir, Turki. SHUTTERSTOCK/EL_CIGARRITO Ilustrasi seorang nenek sedang duduk di beranda rumah di Eskisehir, Turki.

Para lansia yang sudah tinggal sendiri atau bersama pasangannya sesama lansia akan mengalami keusahan dalam mencari makan dan bahan pokok.

Menteri Kesehatan Turki Dr. Fahrettin Koca, mengimbau dalam pidatonya agar warga mendorong para lansia tetap di rumah dan tidak membahayakan hidupnya.

“Tolong jangan mengambil risiko hidup Anda, dan berpegang teguh pada aturan-aturan yang ada,” katanya dikutip dari Condé Nast Traveler.

Melihat fakta tersebut, penduduk Istanbul yang lebih muda memberikan akses untuk mendukung para lansia dengan cara tradisi itu.

Tradisi tersebut memudahkan para lansia untuk mendapat bahan makanan dan kehidupan sehari-hari di tengah pande Covid-19.

Ilustrasi rumah tradisional terbuat dari batu di Izmir, Turki. SHUTTERSTOCK/AYHANTURANMENEKAY Ilustrasi rumah tradisional terbuat dari batu di Izmir, Turki.

Prinsip basket tradition

Barkin Lacin Ozdemir, seorang penduduk asli Istanbul, mengatakan bahwa tradisi tersebut bersandar pada dua pripsi dan nilai lokal yaitu budaya bakkal, dan nilai lingkungan.

“Keranjang adalah cara yang lebih higienis untuk mengirimkan barang daripada harus bertemu di depan pintu, dan kamu juga tidak perlu pergi ke luar untuk mendapatkan makanan,” jelasnya dikutip dari Condé Nast Traveler.

Ilustrasi roti bagel khas Turki di dalam keranjang. SHUTTERSTOCK/CIGA Ilustrasi roti bagel khas Turki di dalam keranjang.

Kini sudah banyak keranjang bergelantungan di Istanbul. Beberapa penduduk juga mengirim makanan ke jalan untuk saling membantu. Keranjang tetap diayunkan dan ada pesan tertera di dalamnya yang berbunyi.

“Mereka yang dapat memberi, dapat menaruh barang atau makanan ke dalam keranjang. Mereka yang membutuhkan, dapat mengambilnya.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com