"Contoh saja Mandalika, itu kan mau dibuat MotoGP dan F1 juga katanya. Itu mau dibabat habis alamnya apa bagaimana? Ini bahaya, harus dievaluasi lagi," jelasnya.
Keempat yaitu Tourist Service Infrastructure. Ia mencontohkan bandara internasional di Indonesia tidak semuanya memiliki kantor layanan pariwisata untuk wisatawan.
Ia membandingkan kala pergi ke Singapura turun di Bandara Changi, semua brosur pariwisata didapat secara gratis.
Azril menuturkan bahwa bisa saja pariwisata Indonesia mengalami lonjakan, tetapi jika fokus memperbaiki keempat hal tersebut.
"Tapi ini enggak bisa sebentar dilakukannya. Jadi membuat semua itu engga bisa singkat, perlu waktu lama, karena daya saing kita sudah rendah. Sekarang permasalahannya apa iya mau mengangkat begitu saja. Membenahi itu tidak bisa sebulan dua bulan," jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi yakin industri pariwisata akan langsung tumbuh pesat karena banyak masyarakat yang hanya berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19.
"Semua orang pengen keluar semua, orang ingin menikmati kembali keindahan pariwisata sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat," kata dia.
Baca juga: Jokowi Yakin Pariwisata Booming Tahun Depan, Kemenparekraf Siapkan Industri Pariwisata
Maka dari itu, Jokowi meminta jajarannya untuk tidak terjebak pada pesimisme karena masalah Covid-19.
Ia justru meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama dan pejabat terkait lainnya untuk mempersiapkan diri.
"Jangan sampai booming yang akan muncul setelah Covid-19 ini selesai tak bisa kita manfaatkan secara baik," ujarnya.
Sementara untuk mengatasi industri pariwisata yang lesu saat ini, Jokowi meminta jajaran terkait untuk menyiapkan stimulus ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.