JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuat semua pemandu wisata di Bali merana karena kehilangan pekerjaan.
Sudah hampir dua bulan tidak ada wisatawan di Bali. Oleh karena itu, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali berharap bantuan pemerintah segera direalisasikan terutama dalam hal Kartu Pra Kerja.
Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan selain cepat direalisasikan, Kartu Pra Kerja juga sebaiknya meniadakan unsur pelatihan bagi penerima.
"Sampai hari ini belum ada realisasi apa-apa dari pemerintah terkait Kartu Pra Kerja. Padahal kami sudah kirim data lengkap ke pusat," kata Nyoman dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Baca juga: 5.000 Pemandu Wisata di Bali Tak Punya Pekerjaan, Mau Banting Setir Tak Ada Lowongan
"Kedua, isinya itu kan pelatihan, kami sangat keberatan karena belum tepat dalam kondisi ini, Kartu Pra Kerja itu ada program pelatihan yang diinginkan saat ini oleh anggota itu uang," lanjutnya.
Menurutnya pelatihan sebaiknya dilakukan dalam kondisi normal. Sementara saat ini Nyoman menyebut yang paling penting adalah mengisi perut pemandu wisata dan keluarga.
Ia mengatakan sebaiknya pemerintah mengevaluasi kembali soal pelatihan dalam Kartu Pra Kerja.
Masalah unsur pelatihan dalam Kartu Pra Kerja yang dianggap tidak cocok pada situasi wabah ini membuat Nyoman mendapatkan teguran dari anggota HPI.
"Saya hanya sebagai fasilitator. Sementara persoalan yang merealisasikan atau tidak itu kan ranahnya ada di pemerintah pusat tapi kita harus siap dengan stigma atau teguran itu," terangnya.
Oleh karena itu kini ia juga mengajak para pengurus DPD HPI Bali untuk tetap bersabar, dan tidak tersulut emosi jika ada anggota yang menegur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.