Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HPI Bali Soal Kartu Pra Kerja: Saat Ini Lebih Butuh Uang daripada Pelatihan

Kompas.com - 20/04/2020, 11:07 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuat semua pemandu wisata di Bali merana karena kehilangan pekerjaan. 

Sudah hampir dua bulan tidak ada wisatawan di Bali. Oleh karena itu, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali berharap bantuan pemerintah segera direalisasikan terutama dalam hal Kartu Pra Kerja.

Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan selain cepat direalisasikan, Kartu Pra Kerja juga sebaiknya meniadakan unsur pelatihan bagi penerima.

"Sampai hari ini belum ada realisasi apa-apa dari pemerintah terkait Kartu Pra Kerja. Padahal kami sudah kirim data lengkap ke pusat," kata Nyoman dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Baca juga: 5.000 Pemandu Wisata di Bali Tak Punya Pekerjaan, Mau Banting Setir Tak Ada Lowongan

"Kedua, isinya itu kan pelatihan, kami sangat keberatan karena belum tepat dalam kondisi ini, Kartu Pra Kerja itu ada program pelatihan yang diinginkan saat ini oleh anggota itu uang," lanjutnya.

Menurutnya pelatihan sebaiknya dilakukan dalam kondisi normal. Sementara saat ini Nyoman menyebut yang paling penting adalah mengisi perut pemandu wisata dan keluarga.

Ia mengatakan sebaiknya pemerintah mengevaluasi kembali soal pelatihan dalam Kartu Pra Kerja.

Masalah unsur pelatihan dalam Kartu Pra Kerja yang dianggap tidak cocok pada situasi wabah ini membuat Nyoman mendapatkan teguran dari anggota HPI.

Pementasan sendratari Ramayana dan Tari Kecak di komple Pura Uluwatu, Bali. KOMPAS.COM/SILVITA AGMASARI Pementasan sendratari Ramayana dan Tari Kecak di komple Pura Uluwatu, Bali.

"Saya hanya sebagai fasilitator. Sementara persoalan yang merealisasikan atau tidak itu kan ranahnya ada di pemerintah pusat tapi kita harus siap dengan stigma atau teguran itu," terangnya.

Oleh karena itu kini ia juga mengajak para pengurus DPD HPI Bali untuk tetap bersabar, dan tidak tersulut emosi jika ada anggota yang menegur.

Hal ini akan menjadi tantangan dari DPD HPI Bali selama wabah virus corona masih terjadi.

"Kami atas nama DPD HPI Bali yang kurang lebih anggotanya 5.000 orang berharap pemerintah agar cepat merealisasikan Kartu Pra Kerja," kata Nyoman.

"Sehingga yang diwacanakan akan diberikan ke anggota yang terkategorisasi pekerja harian mendapat subsidi dari pemerintah," pungkasnya.

Baca juga: Mayoritas Hotel di Bali Tutup Operasional, Sisanya Mencoba Bertahan

Berdasarkan catatannya, hampir 70 persen anggota HPI Bali merupakan pekerja yang sudah berkeluarga atau sudah menikah. Artinya mereka menghidupi anak dan istrinya.

Namun sejak wabah virus corona, mereka kehilangan pekerjaan yang berakibat pada hilangnya finansial.

 

Sebelumnya, pada Jumat (17/4/2020), Kemenparekraf menyalurkan bantuan sembako bagi 8000 pekerja pariwisata di Bali yang terdampak pandemi.

Bantuan ini bentuk kerja sama antara Kemenparekraf dengan MNC peduli dan Wings Group.

Desa Penglipuran yang berada di Bali masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia bersama tiga desa wisata di Indonesia lainnya.(Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf) Desa Penglipuran yang berada di Bali masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia bersama tiga desa wisata di Indonesia lainnya.

Bantuan sembako tersebut diserahkan oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani kepada Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.

"Dengan bantuan ini diharapkan dapat membantu pelaku pariwisata khususnya di Provinsi Bali yang sangat terdampak akibat adanya pandemi Covid-19," kata Rizki seperti dikutip siaran pers Biro Komunikasi Kemenparekraf.

Baca juga: Festival Seni Terbesar Bali Ditiadakan, Demi Cegah Penyebaran Corona

Turut hadir pula Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose.

Ia mengatakan Polda Bali akan mendukung penuh proses distribusi bantuan hingga sampai ke penerima yakni para pelaku pariwisata yang diusulkan penerima bantuan oleh GIPI.

Adapun tiap paket sembako berisi beras 5 kilogram, gula 2 kilogram, kecap 520 ml, minyak goreng 2 liter, kopi sachet, minuman gelas serta mi instan satu dus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com