JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Utara, Mario Ben Gavriel memberi usulan kepada pemerintah terhadap distribusi bantuan.
"Jika ingin membantu kami, pemerintah sebaiknya mendistribusikan bahan makanan dan bahan bantuan ke kabupaten kota," kata Mario saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Hal ini dikarenakan banyak daerah yang sudah membatasi pergerakan orang.
Baca juga: HPI Bali Soal Kartu Pra Kerja: Saat Ini Lebih Butuh Uang daripada Pelatihan
Banyak akses keluar masuk dari wilayah satu kabupaten atau kota tertentu di Sulawesi Utara memerlukan rekomendasi sehat dari puskesmas sesuai domisili yang bersangkutan.
Oleh karena itu, menurutnya jika bantuan dipusatkan di Manado, maka akan menyulitkan daerah lain untuk mengambilnya.
"Ada banyak pramuwisata yang tidak bisa datang lantaran jaraknya jauh. Seperti mereka yang tinggal di Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, dan Kepulauan Sitaro," jelasnya.
Ia sendiri mengaku takut untuk ke Manado lantaran khawatir tertular virus corona ketika perjalanan.
Adapun bantuan pemerintah baru sampai di Kota Manado.
Baca juga: Pemandu Wisata di Manado Sambung Hidup Jadi Pengemudi Online dan Jualan Masker
"Sementara itu, untuk teman-teman di kabupaten/kota lain, masih belum ada bantuan dari pemerintah kota atau kabupaten. Jikalau sudah ada, saya belum mendapat informasinya," terangnya.
Mario pun kembali mengecek grup WhatsApp HPI Sulawesi Utara. Hingga kini belum ada informasi terbaru tentang penyaluran bantuan di kabupaten/kota.
Menurutnya pemerintah baru menyarankan kepada HPI untuk mengikuti program Kartu Pra Kerja.
Untuk menindaklanjuti hal itu, Mario sudah mengadakan pendataan secara organisasi.
"Selain itu, kami juga diharuskan mendaftar secara mandiri melalui website yang diberikan pemerintah. Sudah ada beberapa teman-teman yang mendaftar," jelasnya.
Ia sendiri kesulitan mendaftar karena website Kartu Pra Kerja sangat sulit diakses.
Ia kini berharap agar pendaftaran program Kartu Pra Kerja bisa dilakukan pada gelombang kedua.
Baca juga: 5.000 Pemandu Wisata di Bali Tak Punya Pekerjaan, Mau Banting Setir Tak Ada Lowongan