Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HPI Yogyakarta: Katanya Pemandu Wisata Ujung Tombak Pariwisata, Sekarang Seolah Kami Tak Ada

Kompas.com - 20/04/2020, 13:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

"Ini yang sangat kami sayangkan, lah, kami ini tenaga profesional sudah terlalu banyak ikut pelatihan. Sekarang ini yang kami butuhkan stimulus fresh money untuk biaya hidup dasar, kok dikasih pelatihan," terangnya.

Menurut Imam, anggota HPI tidak akan bisa mengikuti pelatihan dengan perut kosong dan pikiran penuh pikiran untuk menghidupi keluarga.

Hal buruk lainnya, perihal mendapat telepon dari leasing yang enggan mengerti ekonomi yang dihadapi anggota HPI.

"Kita tidak tahu waktu pasang listrik itu subsidi atau bukan, kan tidak ada info dari PLN sebelumnya. Sekarang baru tahu kalau kita tidak dapat keringanan karena bukan listrik bersubsidi," jelasnya.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY memberikan bantuan sembako kepada 405 anggota HPI Yogyakarta aktif.Dokumentasi Himpunan Pramuwisata Indonesia Yogyakarta Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY memberikan bantuan sembako kepada 405 anggota HPI Yogyakarta aktif.

Pengurus HPI Yogyakarta beri bantuan sembako untuk 405 orang anggota

Bantuan pemerintah yang dianggap lamban membuat pengurus HPI Yogyakarta berinisiatif untuk memberikan bantuan sendiri kepada anggota aktif HPI.

Imam mengatakan, minggu lalu dirinya beserta pengurus telah menggelontorkan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, telur, dan gula kepada 405 anggota HPI aktif.

Baca juga: Cara Hotel di Yogyakarta Tunjukkan Tanda Cinta saat Wabah Virus Corona

Adapun dana bantuan didapat dari dana kas Dewan Pengurus Daerah (DPD) HPI DIY.

"Dana yang kami kumpulkan dari iuran anggota bertahun-tahun itulah yang kami gunakan," katanya.

Kini ia berharap pemerintah segera tergugah dengan memikirkan nasib para pemandu wisata, yang dikatakan pemerintah sebagai ujung tombak pariwisata Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com