JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona ( Covid-19) tak membuat orang Jepang mengurungkan niatnya untuk melihat bunga tulip bermekaran.
Baca juga: Paspor Jepang Terkuat di Dunia Terpaksa Nganggur karena Corona
Sakura City yang mengelola alun-alun Prefektur Chiba, Jepang melaporkan adanya 400 orang terlihat di halaman alun-alun pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat.
Melansir Sora News 24, menanggapi hal tersebut, pihak berwenang akhirnya memutuskan untuk memotong 800.000 tulip dari 100 varietas yang berbeda.
Kota tersebut mengatakan keputusan untuk memotong semua tulip sangat disesalkan, tetapi itu harus dilakukan untuk menghentikan orang berkunjung.
Mereka mengatakan bahwa menjaga bunga untuk tetap mekar akan lebih berbahaya karena pasti akan menarik kerumunan orang di tengah pandemi corona.
Kondisi alun-alun dan lokasi tulip dianggap sulit untuk menutup kunjungan, kendati festival telah dibatalkan dan tempat parkir pun ditutup.
Pemotongan 800.000 tulip tersebut dianggap baik oleh masyarakat, tetapi ada juga yang mengungkapkan kesedihan.
Kesedihan tersebut diungkapkan oleh petani yang ditugaskan untuk menghancurkan bunga-bunga dan ladang bunga tak berdosa tersebut.
Sebagian lain memuji dan mendukung pihak pengelola alun-alun agar orang tak berkunjung.
Mereka saling mengajak agar orang datang berkunjung kembali ke alun-alun setelah pandemi selesai dan berharap pada saat itu, ada kesempatan untuk mengunjungi air terjun Ghibli.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan