Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Tutup, Operator Wisata Arung Jeram Hanya Mampu Bertahan Tiga Bulan

Kompas.com - 21/04/2020, 21:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) melaporkan industri wisata arung jeram di Indonesia diperkirakan akan kehilangan 347.000 wisatawan nusantara dalam setahun. Hal ini terjadi karena dampak pandemi wabah corona.

Ketua Umum FAJI Amalia Yunita mengatakan berdasarkan hasil survei online kepada 50 responden dari operator wisata arung jeram, diperkirakan sebanyak 7.804 karyawan saat ini sudah dirumahkan.

Baca juga: Operator Wisata Goa Indonesia: Pemasukan Sudah Tidak Ada, Beban Tagihan Jalan Terus

"Dan sebagian besar responden operator hanya mampu mempertahankan usahanya maksimal selama tiga bulan," kata Yuni dalam video conference dengan Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Yuni juga mencatat operator wisata arung jeram yang tergabung dalam FAJI akan kehilangan sebanyak sekitar 99.000 orang wisatawan mancanegara (wisman) dalam setahun. 

Wisatawan berpetualang arung jeram mengarungi sungai X Badeng di Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019). Wisata Arung Jeram di Sungai X Badeng kembali beroperasi, setelah sebelumnya terganggu akibat tanah longsor di Gunung Pendil yang mengakibatkan pendangkalan debit air di sungai itu.ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA Wisatawan berpetualang arung jeram mengarungi sungai X Badeng di Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019). Wisata Arung Jeram di Sungai X Badeng kembali beroperasi, setelah sebelumnya terganggu akibat tanah longsor di Gunung Pendil yang mengakibatkan pendangkalan debit air di sungai itu.

Selain itu, tercatat juga bahwa sebanyak 94 persen usaha wisata arung jeram masuk dalam skala usaha mikro dan kecil. Hanya eman persen yang masuk dalam skala usaha menengah.

Adapun sebagian besar operator memiliki karyawan kurang dari 50 orang.

Yuni juga melaporkan adanya pembatalan akibat dampak Covid-19 selama Maret hingga Juni yang telah mencapai angka Rp 6,9 miliar untuk 50 responden.

"Hingga kini FAJI terdiri dari sekitar 200 operator wisata arung jeram yang berjalan di 70 sungai," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini yang bisa dilakukan oleh pekerja wisata arung jeram dan operator adalah berusaha mandiri masing-masing untuk bertahan hidup.

Yuni menceritakan bahwa banyak pekerja di arung jeram yang saat ini beralih profesi menjadi petani.

Wisata arung jeram di Kali Progo, Magelang, Jawa Tengah.Dokumentasi Progo Rafting Magelang Wisata arung jeram di Kali Progo, Magelang, Jawa Tengah.

Hal tersebut dilakukan untuk berusaha mandiri dibandingkan menunggu atau mengharapkan sesuatu yang belum pasti dari pemerintah, kata dia.

"Jadi kita harus berusaha mandiri seperti bertani. Ada juga operator yang memberikan ternak pada karyawannya dengan sistem bagi hasil," ujarnya.

Tambah Yuni, saat ini yang dilakukan oleh FAJI adalah menutup seluruh wisata arung jeram, dan kemudian berharap respon efektif serta transparan dari pemerintah untuk memberi bantuan kemudahan dalam menanggulangi ini semua.

Selain itu, ia juga mengatakan telah merekap data anggota pekerja FAJI yang akan menerima Kartu Pra Kerja sebanyak lebih kurang 629 orang.

Wisatawan menikmati wisata arung jeram atau rafting di Sungai Progo Atas, Kota Magelang, Kamis (23/4/2015).Kompas.com/Ika Fitriana Wisatawan menikmati wisata arung jeram atau rafting di Sungai Progo Atas, Kota Magelang, Kamis (23/4/2015).

Kendati sudah melaporkan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yuni mengaku belum mendapat informasi apapun terkait realisasi bantuan pemerintah kepada pekerja.

"Justru yang kami tahu dapat info dari HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) kita disuruh daftar sendiri-sendiri kartu prakerjanya. Lha ini berarti sia-sia dong kami mengumpulkan data semua anggota jika ujung-ujungnya disuruh daftar mandiri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com