Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Prakerja, Hanya 1 Persen Pekerja Wisata Arung Jeram dan Wisata Goa yang Berhasil Daftar

Kompas.com - 21/04/2020, 22:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Program Kartu Prakerja yang digadang pemerintah sebagai jalan keluar solusi finansial bagi para pekerja, termasuk sektor pariwisata terdampak Covid-19, dirasa kurang efektif dalam hal pendaftaran.

Anggota-anggota dari asosiasi wisata petualangan mengungkapkan kesulitan yang dihadapi selama proses pendaftaran Kartu Prakerja.

Baca juga: 4 Jeritan Hati Pemandu Wisata Indonesia di Tengah Krisis Virus Corona

Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita mengatakan, hingga Senin (20/4/2020) anggotanya yang berhasil mendaftar Kartu Prakerja tidak lebih dari satu persen.

"Bahkan yang pembukaan gelombang kedua pun saya dapat kabar lagi teman-teman belum berhasil kembali. Jadi mereka engga bisa lanjut lagi mendaftar, makanya saya bingung juga," kata Yuni dalam video conference dengan Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Pemandangan di dalam obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.DOK. MAPALA UI Pemandangan di dalam obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.

Selain itu, Yuni juga mengatakan tak semua pekerja wisata arung jeram mudah memahami teknologi.

Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak kegagalan dalam hal pendaftaran program Kartu Prakerja melalui online.

Ia menceritakan pendaftaran Kartu Prakerja cukup menyulitkan mereka yang berada di daerah karena mereka dipaksa membuat email, mendaftar, dan kemudian tetap gagal.

Hal ini membuatnya bertanya, kepada siapakah sebenarnya Kartu Prakerja ditujukan.

"Jangan sampai nanti orang yang bisa dapat hanya yang punya email saja atau orang yang melek teknologi saja. Sedangkan orang yang kerja sama kita ini kan mungkin orang yang jauh dari teknologi. Mekanismenya, penerima manfaatnya kalau bisa benar-benar terealisasi itu sangat membantu," ujarnya.

Tempat wisata Goa Kiskendo di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (10/3/2018).KOMPAS.com/SLAMET PRIYATIN Tempat wisata Goa Kiskendo di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (10/3/2018).
Sebelumnya, ia mengaku telah mendaftarkan data anggota yang terdampak untuk mendapat bantuan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Karena kita dalam waktu tiga hari diminta mengumpulkan data-data. Kita sudah submit, ternyata kita engga tahu larinya ke mana, dan tiba-tiba kita tahu dari HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) bahwa harus mendaftar Kartu Prakerja sendiri. Artinya data yang kita kumpulkan itu sia-sia," jelasnya.

Pihaknya sendiri berharap program Kartu Prakerja tersebut dapat terealisasikan.

Anggota komunitas arung jeram melakukan susur Sungai Serayu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Anggota komunitas arung jeram melakukan susur Sungai Serayu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

"Bukan hanya arung jeram saya rasa, tapi wisata petualangan ini sangat berharap program Kartu Prakerja bisa terealisasi. Ini suatu solusi yang tadinya kita dikasih iming-iming mimpi indah buat kita semua, cuman perlu diperhatikan mekanisme, siapa penerimanya, dan bagaimana caranya yang dipahami semua orang," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Wisata Goa Indonesia, Cahyo Alkantana mengatakan sejauh ini anggotanya yang berhasil mendaftar kurang dari satu persen.

Ia mengaku tak berharap banyak pada gelombang kedua yang dimulai Senin (20/4/2020) karena akan lebih banyak yang mendaftar.

"Kartu Prakerja itu kalau bisa diterima semua kan bagus. Kami sendiri dari ASTAGA ada anggota sekitar 3.000 pekerja. Namun, kan pada praktiknya yang angkatan pertama kemarin masuk cuman nol koma sekian persen. Terlebih angkatan kedua ini akan makin banyak orang se-Indonesia coba masuk ke Prakerja," kata Cahyo.

Keindahan batuan di Goa Gong, Pacitan, Jawa Timur dengan warna-warni dari lampu sorot.Nicholas Ryan Aditya Keindahan batuan di Goa Gong, Pacitan, Jawa Timur dengan warna-warni dari lampu sorot.

Cahyo juga menyinggung tentang program pelatihan online Kartu Prakerja. Menurutnya, saat ini pelatihan tidak terlalu penting dibanding stimulus untuk pekerja terdampak.

Sederhana saja, kata dia, stimulus uang tersebut agar memenuhi para pekerja untuk bisa makan sementara ini.

"Pelatihan online bagus dan juga efektif, tetapi tidak saat sekarang. Ini bukan yang urgent buat kita, yang urgent adalah bagaimana karyawan dan staf kita ini dapat dana untuk makan. Gitu saja," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com