JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota-anggota Perkumpulan Usaha Wisata Indonesia (PUWSI) mengeluhkan sulitnya pendaftaran Kartu Prakerja karena masalah server.
"Jadi saat kami masuk itu engga mau, register-nya engga bisa-bisa. Gagal terus gitu, orang pasti frustrasi lama-lama," kata Ketua Umum PUWSI Ricky Soerapoetra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Menurut Ricky, sumber daya manusia di usaha wisata selam begitu berharga, mulai dari pekerja yang mengangkut barang-barang atau alat selam hingga para pekerja tetap.
Ia menyarankan agar proses pendaftaran Kartu Prakerja menggunakan cara manual tanpa perlu embel-embel digitalisasi yang justru menyulitkan bagi pekerja wisata selam di daerah.
Kata dia, pendaftaran sebaiknya hanya perlu menggunakan KTP, surat pemberhentian kerja, atau punya BPJS Tenaga Kerja, dan lainnya.
"Kemudian datang langsung ke Dinas Tenaga Kerja, dan di sana tetap diberlakukan pembatasan mungkin pada saat mengantri dan lainnya," jelasnya.
Ia melihat bahwa pemerintah ingin mendorong semua orang ke arah digital agar orang tetap di rumah saja.
Namun, menurutnya pemerintah juga perlu memerhatikan soal implementasi dan kapasitas untuk akses digital seperti server dan koneksi internet di daerah.
"Sebenarnya program Kartu Prakerja itu bagus cuman bagaimana caranya itu bisa merata kepada masyarakat. Jangan dijatah, kan jatahnya itu 160.000 peserta tiap minggu," ujarnya.
Pelatihan cocok pada masa pemulihan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.