Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Dalgona Coffee yang Viral Sedunia, Benarkah dari Korea?

Kompas.com - 25/04/2020, 21:04 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Main TikTok ketemu dalgona coffee, buka Instagram ketemunya juga dalgona coffee. Tidak bisa dipungkiri, dalgona coffee sedang digandrungi oleh pengguna media sosial.

Semua orang seakan mengunggah foto dan video tutorial membuat dalgona di media sosial.

Ada yang berhasil, ada pula yang gagal membuat dalgona coffee. Ada yang berussaha informatif ada juga yang sekedar mengangkat sisi komedi saat membuat dalgona coffee. Semua orang seakan tersihir dengan minuman ini.

Baca juga: 5 Eksperimen Dalgona Coffee yang Bisa Kamu Bikin di Rumah

Dilansir dari CNA Lifestyle, minuman yang berbahan dasar susu, gula, dan kopi instan ini menjadi tren sejak awal Maret 2020.

Video tutorial membuat susu dan foam kopi itu mulai membanjiri timeline media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter dan lain-lain.

Dalgona coffe jadi populer disinyalir karena bahannya sedikit, murah, dan mudah didapat. Selain itu membuat dalgona coffee juga sukses menjadi pelepas jenuh saat masa karantina.

Namun sebenarnya dari mana asal usul dalgona coffee? Mengapa pula awalnya sangat terkenal dari Korea Selatan dan merambah sampai ke penjuru dunia?

Sejarah Dalgona

Dalgona CoffeeShutterstock Dalgona Coffee

Saat ini jika orang ditanya mengenai “dalgona coffe” kebanyakan akan menerangkan secangkir minuman kreasi dari susu. Kemudian di atasnya diberi kopi kocok yang berbentuk seperti whiped cream.

Namun jika pergi ke Korea Selatan, dalgona bukanlah minuman kopi melainkan permen manis berbahan dasar gula.

Baca juga: Bisakah Membuat Dalgona Coffee Tanpa Gula?

Dilansir dari SCMP, tidak banyak orang yang tahu bahwa dalgona, atau ‘ppopgi’ dalam bahasa Korea berarti “minuman madu”.

Jajanan ini memiliki rasa yang bisa membangkitkan kenangan masa kecil bagi orang-orang yang tumbuh pada era tahun '70-an hingga '80-an.

“Ketika saya masih kecil, saya ingat orang-orang tua menjual makanan kecil ini, "kata Kenny Hong Kyoung-soo, salah satu pendiri Cafe Cha di Seoul dilansir dari South China Morning Post.

Hong mengatakan jajanan itu dulunya sangat terkenal dan murah. Sebab hanya membutuhkan bahan yang seperti air, gula dan baking soda.

Rasa permen ini awalnya sangat manis sementara di akhir rasanya terasa agak pahit. Namun, di balik rasa manisnya terdapat sejarah yang pahit dari permen satu ini.

Baca juga: Apa Itu Dalgona? Permen Tradisional ala Korea

Jajanan itu awalnya dibuat setelah perang Korea tahun 1950-1953. Personel Angkatan Darat Amerika Serikat memberikan permen atau gula-gula untuk anak-anak setempat.

Orang tua mereka, yang tidak dapat menyisihkan uang untuk membeli permen, berusaha membuat versi mereka sendiri. Mereka membuat versi sederhana dan seadanya permen.

Proses pembuatan dalgona atau ppopgi, permen khas KoreaShutterstock Proses pembuatan dalgona atau ppopgi, permen khas Korea

Dalgona dibuat dengan cara mencampurkan gula dan merebusnya di air sampai mulai berubah warna menjadi agak kuning. Setelah itu diberikan baking soda agar mengembang. Ketika dingin, maka air gula itu akan mengeras, menjadi ringan, dan renyah.

Taktik orang tua itu berhasil dan anak-anaknya menyukainya.

Semenjak itu jajanan ini naik daun hingga tahun 1980-an, dalgona dijual dengan bentuk seperti lolipop (permen gagang), dengan cap gambar bermacam-macam di bagian tengahnya.

Baca juga: Pakai Es Batu, Trik Bikin Dalgona Coffee Cepat Mengembang

 Rasanya tidak seperti karamel tapi memiliki tekstur renyah dan mudah larut saat dalam mulut.

Dalgona pada akhirnya mulai dilupakan lantaran kalah pamor dengan makanan cepat saji asal Amerika Serikat yang masuk ke Korea Selatan pada 1988.

Oleh karena itu bagi generasi Korea yang tumbuh '70-'80an perman dalgona mampu membangkitkan kenangan-kenangan masa kecil mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com