Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Botol Kecap di Jepang Berubah Jadi Wadah Cairan Disinfektan

Kompas.com - 26/04/2020, 14:06 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com – Jika kamu pernah ke Jepang, mungkin kamu pernah melihat botol kecil dari plastik yang berbentuk ikan. Botol ini berisi shoyu (kecap asin khas Jepang) sekali pakai.

Botol semacam ini biasanya ditemukan di paket hidangan di maskapai penerbangan hingga paket makan siang di sekolah-sekolah Jepang.

Seperti dikutip dari Soranews24, di tengah pandemi Covid-19, makanan di penerbangan dan makan siang di sekolah, hampir sudah tidak ada lagi.

Baca juga: Liburan di Rumah Aja, Virtual Tour Keliling 5 Tempat Wisata Populer di Jepang

Alhasil, produsen botol-botol kecil berbentuk ikan tersebut memiliki persediaan yang berlebih.

Oleh karena itu, botol-botol berbentuk ikan ini pun sekarang menjadi wadah cairan disinfektan. Botol berisi cairan disinfektan ini pun diberi nama SafeHandFish.

Inisiasi ini dimulai oleh Cleanse Ex, perusahaan yang memproduksi cairan disinfektan. Meskipun pihak Cleanse Ex memiliki banyak persediaan cairan disinfektan, tetapi mereka kekurangan wadah.

 

Tangkapan layar SafeHandFish. Botol kecap berbentuk ikan yang digunakan sebagai wadah cairan sanitasi, Minggu (26/4/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Tangkapan layar SafeHandFish. Botol kecap berbentuk ikan yang digunakan sebagai wadah cairan sanitasi, Minggu (26/4/2020).

Walaupun namanya memiliki kata “hand” (tangan), tetapi cairan tersebut fungsinya untuk membersihkan permukaan benda seperti meja dan peralatan. Bukan untuk tangan atau peralatan makan.

Penggunaan kata "hand" karena wadahnya yang praktis dan bisa dibawa ke mana-mana.

Jika dilihat dari iklan SafeHandFish, judulnya memiliki kata “keitai suru” yang berarti “tetap berada di tangan atau bisa dibawa denganmu”.

Berdasarkan laman resminya, SafeHandFish dikatakan benar-benar alami dan dianggap sebagai aditif makanan di bawah Undang-undang Sanitasi Makanan.

Baca juga: Cara Unik Orang Jepang Sebut “Makku” untuk McDonald’s dan “Sutaba” untuk Starbucks

Menurut situs resminya, SafeHandFish diklaim menggunakan bahan alami dan selayaknya bahan tambahan pangan sesuai hukum sanitasi pangan yang berlaku di Jepang.

Namun, tertulis pula bahwa produk tersebut tidak untuk digunakan di tubuh manusia. Selain itu, produk tersebut tidak untuk dimakan.

Botol-botol tersebut dimaksudkan untuk ditaruh di kemasan take out dan pesan antar (delivery). Sama seperti botol kecap biasa.

Tangkapan layar SafeHandFish. Botol kecap berbentuk ikan yang digunakan sebagai wadah cairan sanitasi, Minggu (26/4/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Tangkapan layar SafeHandFish. Botol kecap berbentuk ikan yang digunakan sebagai wadah cairan sanitasi, Minggu (26/4/2020).

Hal tersebut terdengar berbahaya karena disinfektan tersebut terlihat hampir mirip dengan botol shoyu sesungguhnya. Apalagi ditaruh di tempat yang sama, yaitu pesan antar makanan.

Untuk mengatasi hal tersebut, botol-botol berisi cairan disinfektan memiliki penutup botol berwarna biru. Hal ini untuk membedakan SafeHandFish dengan tutup botol shoyu yang berwarna merah.

Warna biru dipilih sebagai pernghormatan kepada PBB yang selama ini menyerukan gerakan kreatif untuk membantu memerangi virus corona (Covid-19).

Namun tutup botol berwarna merah sudah sangat meresap dalam kebudayaan Jepang sehingga kemunculan tutup botol berwarna biru bisa membuat orang melihat perbedaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com